Sabtu 03 Nov 2018 03:11 WIB

Kasus Khashoggi, Yayasan Amal Saudi Kehilangan 5 Juta Dolar

Kasus pembunuhan Jamal Khashoggi dinilai sudah sangat menggangu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Sejumlah orang melakukan aksi di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, Kamis (25/10). Mereka meminta kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi diusut hingga tuntas.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Sejumlah orang melakukan aksi di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, Kamis (25/10). Mereka meminta kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi diusut hingga tuntas.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Yayasan Misk, badan amal Arab Saudi yang dipimpin Putra Mahkota Muhammad bin Salman, seharusnya menerima sumbangan dana sebesar lima juta dolar Amerika Serikat (AS) dari yayasan amal yang dibentuk Bill Gates, The Bill & Melinda Gates Foundation. Namun, yayasan tersebut memutuskan untuk membatalkan pemberian sumbangan dana itu terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Juru Bicara Gates Foundation, dalam sebuah pernyataannya menyebutkan bahwa faktor yang membuat itu batal karena persoalan pembunuhan Khashoggi. "Situasi yang terjadi sekarang punya andil dalam keputusan ini. Penculikan dan pembunuhan Jamah Khashoggi sangat mengganggu. Kami amati kejadian saat ini dengan keprihatinan," kata juru bicara itu dilansir Anadolu Agency, Sabtu (3/11).

Khashoggi, seorang kolumnis The Washington Post dan warga negara Saudi, terbunuh pada 2 Oktober di dalam konsulat Saudi di Istanbul. Setelah beberapa pekan menyangkal keterlibatan, Kerajaan Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah dibunuh di konsulat dan itu sudah direncanakan.

Laporan Washington Post, Kamis (1/11) lalu, menyebut pernyataan tersebut dikeluarkan selama perbincangan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan Penasihat Senior serta menantu Presiden Trump Jared Kushner sebelum Saudi mengakui membunuh Khashoggi.

Pangeran MBS, penguasa de fakto Arab Saudi, berusaha menggambarkan Khashoggi sebagai anggota Ikhwanul Muslimin, termasuk Bolton. Namun, seorang pejabat Arab Saudi membantah pernyataan semacam itu dikeluarkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement