REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah tudingan adanya campur tangan intelijen dalam pemasangan bendera hitam di rumah pimpinan FPI Rizieq Shihab di Arab Saudi. Moeldoko pun menegaskan, intelijen tak akan bertindak sembarangan di negara lain.
Karena itu, ia meminta agar pihak lain tak mengada-ada dengan menuding adanya keterlibatan intelijen dalam kasus Rizieq di Arab Saudi.
"Saya kira ga sejauh itu, di negara orang kok sembarangan. Intelijen kok jelek banget gitu lho. Jadi menurut saya jangan mengada-ada lah," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (8/11).
Moeldoko berpendapat seharusnya permasalahan yang menimpa Rizieq tak selalu dikaitkan dengan pemerintah dan juga intelijen. Selain itu, ia juga meminta agar Rizieq melakukan instropeksi diri sebelum menuding pihak lain terlibat dalam kasusnya.
"Persoalannya adalah, kalau saya nih, sebagai seseorang kan bertanya dulu: yang ga senang sama gue siapa sih. Banyak juga. Gitu. Bukan hanya intelijen. Dikit-dikit intelijen, dikit-dikit pemerintah. Bisa saja orang lain," jelasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin menduga adanya rekayasa dan keterlibatan intelijen dalam kasus Rizieq. Rizieq sempat ditangkap oleh otoritas keamanan Arab Saudi karena memasang bendera hitam di rumahnya di Arab Saudi. Novel mencurigai adanya pihak tertentu yang telah mendesain kasus ini untuk melemahkan kelompoknya.