REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Kasus Penyakit Jantung Bawaan (PJB) di Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan cukup tinggi. Dalam enam tahun terakhir ini, kasus PJB di RSUP Dr Sardjito diperoleh sekitar 900 kasus.
"Karena itu untuk mencegah terjadinya PJB, tim Pulmonary Hypertension Sardjito tahun ini mengadakan skrining PJB pada 3000 anak SD di DIY,” kata Staf Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (KKMK) UGM/RSUP Dr Sardjito Lucia Kris Dinarti pada Republika.
Tujuan skrining dikarenakan selama ini sering terlambat terdeteksi, kata Kris yang di bulan Februari lalu meraih Doktor dengan predikat cumlaude ini. Kris menambahkan, skrining dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan EKG (Elektrokardiogram) .
Ia mengungkapkan kasus PJB yang ditemukan pada orang dewasa juga berasal dari sejak lahir. Pemilihan sampel pada laki-laki maupun pada perempuan. Karena kasus PJB bisa dialami laki-laki maupun perempuan.
Dikatakannya, sebagian besar PJB pada dewasa adalah wanita subur. Bahkan ada diantaranya yang baru terdiagnosis PJB pada saat hamil dan menimbulkan masalah pada saat persalinan. Pasien PJB yang sebagian besar sudah mengalami hipertensi paru ini termasuk berisiko tinggi apabila hamil dan melahirkan
Kris mengungkapkan dari tahun ke tahun ada peningkatan kasus PJB (namun Kris tdak menjelaskan data peningkatan kasus PJB). Karena adanya BPJS memungkinkan setiap penduduk mengakses fasilitas kesehatan. Apabila dari data skrining ada yang dicurigai KJB, maka akan dilakukan pemeriksaan USG jantung (echocardiologi) untuk menemukan PJB.