Sabtu 10 Nov 2018 00:10 WIB

KPAI: Penyuruh Teman Minum Kencing Juga Korban

Pada aspek hukum anak di bawah 12 tahun belum memiliki pertanggungjawaban hukum,

KPAI
KPAI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPWAI), Rita Pranawati mengatakan, anak 10 tahun yang menyuruh temannya 8 tahun minum air seni juga bisa digolongkan sebagai korban. Tak hanya menyuruh minum air seni pelaku juga membakar temannya dengan bensin.

"Anak pelaku dalam hal ini sesungguhnya adalah anak korban dari situasi yang tidak tepat," kata Komisioner KPAI bidang Pengasuhan, Rita di Jakarta, Jumat (9/11).

Dia mengatakan terkait kasus korban dibakar berinisial MAS di Tanjung Balai itu sudah seharusnya mendorong orang tua melakukan evaluasi pengasuhan yang diberikan mengapa anak dapat melakukan tindakan kekerasan terhadap temannya.

Menurut dia, orang tua harus memberikan contoh yang baik di rumah sehingga anak terinspirasi sikap positif orang tua. "Kejadian ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya orang tua untuk terus menerus memberikan pengasuhan terbaik dan pengawasan yang optimal," kata dia.

Selain itu, kata dia, kendali terhadap tontonan dan game yang dimainkan anak menjadi salah satu kunci penting agar anak berperilaku baik. Rita mengatakan pada aspek hukum anak di bawah 12 tahun belum memiliki pertanggungjawaban hukum, sehingga anak secara otomatis dikembalikan kepada orang tuanya dan mendapatkan pendidikan, pembinaan serta pembimbingan agar lebih baik ke depannya.

Menurutnya, korban juga penting mendapatkan perlindungan, pemulihan dari rasa trauma dan rehabilitasi sosial. Dia mengatakan KPAI menyayangkan kekerasan yang dilakukan oleh seorang anak kepada anak lain tersebut.

Pelaku menyuruh korban meminum air kencing dan menyiram kaki korban dengan bensin yang menyebabkan korban mengalami luka bakar di kaki. Rita mengatakan anak usia sekolah dasar memang sudah memasuki fase kemandirian dengan anak sudah mandiri bersosialisasi termasuk bermain dengan temannya.

Selain itu, kata dia, mendidik anak untuk memiliki karakter yang baik sangat penting, misalnya mengingatkan untuk tidak melakukan perlindungan kepada temannya, menyayangi dan menghargai sesama.

Orang tua, lanjut dia, penting juga untuk mengajarkan bagaimana menolak perilaku kasar yang dilakukan teman, mengingatkan teman dan tetap bersikap tegas terhadap perilaku buruk yang ditujukan kepadanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement