Sabtu 10 Nov 2018 17:47 WIB

Polisi: 3 Meninggal, 13 Luka dalam Insiden Surabaya Membara

Beberapa korban mengalami luka parah.

Rep: Mabruroh/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah warga mengevakuasi korban yang terjatuh dari viaduk ketika menonton drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Menurut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya sebanyak 10 korban luka-luka dan tiga meninggal dunia usai tertabrak kereta api yang melintas di viaduk.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah warga mengevakuasi korban yang terjatuh dari viaduk ketika menonton drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Menurut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya sebanyak 10 korban luka-luka dan tiga meninggal dunia usai tertabrak kereta api yang melintas di viaduk.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Polisi memastikan tiga orang meninggal dunia dalam insiden Surabaya Membara pada Jumat malam kemarin. Mereka meninggal dunia pascatertabrak kereta api dan terjatuh dari viaduk jalan Pahlawan saat kereta melintas. 

“Tiga orang meninggal dunia dan 13 orang lainnya luka-luka,” kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Barung Mangera pada Sabtu (10/11).

Tiga orang yang korban yang meninggal, tidak seluruhnya tertabrak kereta. Dua di antaranya meninggal dunia karena loncat dari viaduk jalan Pahlawan.

Sedangkan mereka yang mengalami luka-luka, lanjut Barung sebanyak 13 orang. Namun demikian, beberapa di antaranya sudah meninggalkan rumah sakit. “Yang luka-luka 13 orang, tapi beberapa sudah pulang ke rumah,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmawati mengatakan masih ada tujuh orang yang menjalani perawatan di RSUD Soewandie Surabaya. Mereka belum diperbolehkan meninggalkan rumah sakit karena beberapa mengalami luka parah.

Dari tujuh orang tersebut ucapnya, satu di antaranya mengalami patah tulang. Sehingga pihak rumah sakit masih harus melakukan tindakan medis dan memastikan kepada seluruh korban agar kondisi stabil sebelum kembali ke rumah.

"Untuk pasien yang diobservasi, satu atau dua hari sudah bisa pulang. Kalau yang operasi mungkin agak lama karena baru dilakukan operasi kemarin malam," kata Febria.

Adapun mengenai pembiayaan rumah sakit, lanjutnya, langkah pertama yang dilakukan adalah menagihkan kepada BPJS Kesehatan. Namun, kalau tidak punya BPJS akan ditagihkan ke Pemerintah Jatim. "Kami mengajukan ke pemprov nanti dilihat lagi hasilnya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement