REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menyebut sejumlah alasan mengapa calon presiden (capres) pejawatJoko Widodo (Jokowi) begitu yakin menang tipis di Jawa Barat. Salah satunya adalah tren survei yang terus merangkak positif.
"Saya kira kalau liat trennya kan positif ya, dari berbagai survei misalnya kita ambil survei tiga survei terkait ada Indikator Indonesia, kemudian SMRC itu memang masih kalah marginnya, tapi trennya dia positif naik ke atas," kata Muradi saat dihubungi, Ahad (11/11).
Selain itu, ia juga menilai bahwa mesin pemenangan Gubernur Jawa Barat dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-UU Rhuzanul Ulum saat ini belum panas lantaran masih fokus menjalankan tugas 100 hari pertamanya. Ia berasumsi jika mesin pemenangan sudah mulai panas maka peluang Jokowi-Ma'ruf menang di Jawa Barat terbuka lebar.
Selain itu, pernyataan beberapa partai pengusung seperti Partai Demokrat dan PAN yang secara ekplisit mengungkapkan bahwa mereka tidak fokus memenangkan Prabowo-Sandiaga dianggap bisa menguntungkan Jokowi-Ma'ruf. Tidak hanya itu ia juga melihat bahwa mesin partai PKS tidak berjalan optimal, terlebih lagi kemunculan GARBI dinilai bisa menjadi ancaman yang serius bagi kubu Prabowo.
"Kalau memang betul PKS mesin partainya tidak optimal, saya kira menjadi keuntungan buat Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin," ungkapnya.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara pertemuan caleg partai koalisi pendukung Jokowi di Hotel Asrillia, Sabtu (10/11). Jokowi optimistis sekarang dirinya sudah menang. Tapi, menangnya tipis sekali.
"Kami ingin menangnya di Jabar menang banyak. Sekarang menangnya masih tipis sekali lagi ingin menang tebal. Kalau door to door inginnya menang tebal," ujar Jokowi pada ribuan caleg dari partai koalisi yang hadir.