REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Askar Kauny memberikan bantuan ke Pesantren An Nur Buuts Kelurahan Kabonena, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (12/11). Bantuan tersebut untuk membantu perbaikan puluhan lokal kelas yang rusak akibat bencana gempa dan tsunami, beberapa waktu lalu.
Bantuan yang diberikan Askar Kauny mulai dari pembangunan sekolah darurat, pembangunan rumah tahfiz darurat, hingga pembangunan 26 lokal kelas yang mengalami kerusakan. Rencana pembangunan tersebut dilakukan secara bertahap.
"Pesantren An Nur Buuts ini sekaligus sekolah Islam terpadu dari SD hingga SMP yang terdampak gempa, beberapa waktu lalu," ujar Ketua Yayasan Askar Kauny Ustaz Bobby Herwibowo kepada Republika.co.id di sela-sela mengunjungi Pesantren An Nur Buuts di Palu, Senin (12/11). Dia mengatakan, pimpinan pesantren tersebut sama-sama berasal dari Al Azhar Kairo Mesir.
Menurut Ustaz Bobby, 80 persen bangunan di pesantren atau sekolah Islam tersebut rusak dan dirobohkan. Akibatnya, aktivitas belajar terpaksa dilakukan di tenda-tenda pengungsian.
Ke depan, ungkap Ustaz Bobby, pesantren ini perlu dibangun kembali karena merupakan sekolah dengan prestasi penghapal Alquran level nasional. "Amat sayang, ini kebanggaan Kota Palu kalau tidak dibantu akan menghambat potensi," ujar dia.
Oleh karena itu, Askar Kauny telah membangun sekolah atau ruang kelas darurat. Saat ini pun Askar Kauny tengah membangun rumah tahfiz darurat dan akan ikut membangun 26 lokal yang melibatkan donatur lainnya.
Ustaz Boby menerangkan, dana yang dibutuhkan untuk revitalisasi pesantren tersebut mencapai Rp 7,5 miliar, termasuk untuk biaya membangun 26 lokal yang rusak. Hal ini menunjukkan, perlu perjuangan untuk bisa membangkitkan Palu.
Selain di Pesantren An Nur Buuts, bantuan serupa juga ada di lima titik lainnya. Hal ini sebagai upaya membantu agar proses pendidikan tetal berjalan pascabencana di Sulteng.
Pimpinan Pesantren An Nur Buuts Palu KH Limra mengatakan, bantuan yang disalurkan Askar Kauny sangat membantu proses belajar di pesantren. "Alhamdulillah, saya mengucapkan terima kasih kepada Askar Kauny yang membantu sekolah darurat dan rumah tahfiz darurat," ujar dia.
Selain itu, kata Limra, dalam kesempatan yang sama ada bantuan dari alumni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Rp 10 juta. Sejumlah bantuan ini akan menjadi amal jariah, sehingga anak secepatnya akan dimasukkan ke sekolah darurat.
Dikatakan Limra, saat ini, ada pelajar yang belajar di tenda. Dampaknya, ada yang mimisan dan pingsan karena kepanasan. "Kami juga akan segera memperbaiki 26 lokal yang rusak," ujarnya.
Untuk mewujudkan perbaikan ruangan yang rusak itu, memerlukan bantuan dari semua pihak agar terbangun kembali. Terlebih, jumlah pelajar atau santri di sekolah tersebut cukup banyak mencapai 820 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah kembali belajar pascagempa sebanyak 555 orang.
Limra mengatakan, pesantrennya meraih prestasi dalam berbagai ajang, seperti Robotika beberapa waktu lalu di Bandung. Selain itu, ada santri yang mampu menghapal Alquran sebanyak 30 juz serta mampu menggunakan bahasa Inggris dan Arab.