Selasa 13 Nov 2018 15:04 WIB

PM Mahathir: Goldman Sach 'Menipu' Kami

Petugas kepatuhan bank dinilai tak bekerja dengan baik.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Tun Mahathir Mohamad.
Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Perdana Menteri Tun Mahathir Mohamad.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad mengatakan, Goldman Sach Group Ink berbuat "curang" terhadap Malaysia terkait dana 1Malaysian Development Berhad atau 1MDB.

Menurut Mahathir terdapat bukti, Goldman Sachs melakukan hal-hal yang salah atas dana tersebut. "Jelas kami telah ditipu tim kepatuhan oleh orang-orang Goldman Sachs," katanya dalam wawancara oleh CBS yang dikutip Reuters , Selasa (13/11).

"Petugas kepatuhan bank yang mengontrol tidak bekerja dengan baik," tambahnya.

Amerika Serikat (AS), Malaysia dan setidaknya empat negara lain memang tengah menyelidiki hilangnya miliaran dolar dana dari 1MDB yang didirikan oleh mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak itu.

Baca juga, Malaysia Lelang Kapal Pesiar Mewah dari Skandal 1MDB.

Pada awal bulan ini, jaksa AS sudah mengajukan tuntutan pidana terhadap dua mantan bankir Goldman Sachs. Salah satunya, Tim Leissner mengaku bersalah atas konspirasi dalam dugaan mencuci uang dan konspirasi untuk melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing.

Goldman Sachs mendapatkan sekitar 600 juta dolar AS untuk pekerjaannya dengan 1MDB,  termasuk tiga penawaran obligasi pada 2012 dan 2013 yang menghasilkan 6,5 miliar dolar AS.

Kendati demikian, juru bicara Goldman Sachs di Hong Kong menolak berkomentar tentang tuduhan tersebut. Bank pun telah membantah melakukan kesalahan.

Saham Goldman Sachs jatuh ke posisi terendah dalam hampir dua tahun pada Senin (12/11) setelah Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng mengatakan Malaysia akan mencari pengembalian dana penuh dari biaya pada kesepakatan 1MDB.

Departemen Kehakiman AS mengatakan sekitar 4,5 miliar dolar AS telah disalahgunakan dari 1MDB oleh pejabat tingkat tinggi dari dana dan rekan mereka antara 2009 dan 2014.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement