Rabu 14 Nov 2018 11:00 WIB

Pemprov akan Evaluasi Penanggulangan Bencana di Jabar

Jabar merupakan daerah dengan kerentanan tinggi bencana hidrologis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Pembagian bantuan bagi korban banjir bandang Tasikmalaya, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Pembagian bantuan bagi korban banjir bandang Tasikmalaya, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera mengevaluasi penanggulangan dampak bencana yang terjadi di Jabar tahun ini. Menurut Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Pemprov Jabar pun akan menginventarisasi berbagai infrastruktur yang rusak akibat bencana di Jabar untuk segera direhabilitasi secara permanen.

Uu mengatakan, pihaknya segera menggelar rapat koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar dan BPBD tingkat kabupaten-kota di Jabar untuk mengevaluasi penanganan dan antisipasi bencana, di Kantor BPBD Jabar di Kota Bandung, Rabu (14/11).

Rapat tersebut pun, kata dia, akan melibatkan dinas lainnya. Di antaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jabar dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jabar. Hal ini untuk membahas secara teknis rehabilitasi dampak bencana di Jabar.

"Hari ini kami segera menggelar rapat koordinasi dengan semua kepala BPBD dari kabupaten-kota dan BPBD Jabar. Saya akan bertanya langsung mengenai laporan dan data ril bencana dan dampaknya, penanganannya seperti apa," ujar Uu, Rabu (14/11).

Menurut Uu, Jabar merupakan daerah dengan kerentanan tinggi bencana hidrologis seperti banjir dan longsor. Karenanya, penanggulangan bencana harus mendapat perhatian khusus, termasuk dalam penganggaran. Jadi, jangan hanya untuk masa tanggap darurat seperti sembako dan tenda, tapi harus memberi perhatian supaya infrastruktur bisa kembali normal.

"Contohnya, jangan kelamaan memakai jembatan bailey, kita harus anggarkan segera perbaikan jembatan di Tasikmalaya yang ambruk karena banjir bandang beberapa waktu lalu pada APBD 2019," katanya.

Selain itu, menurut Uu, ia pun akan mengevaluasi kembali kecukupan bantuan logistik yang dimiliki masing-masing BPBD dan OPD lainnya untuk menanggulangi bencana di Jabar. Termasuk, yang disalurkan kepada para korban bencana. Karena, ia mendapat laporan bahwa persediaan logistik di sejumlah BPBD mulai menipis.

Pemprov Jabar, kata Uu, memang memiliki keterbatasan anggaran. Karenanya, kebutuhan yang mendesak dan prioritas yang akan ditangani lebih dulu, contohnya infrastruktur yang berdampak besar bagi kehidupan masyarakat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement