REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Surat kabar pro-pemerintah Turki Sabah menerbitkan gambar X-Ray dari isi koper terduga pelaku pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Seperti dilansir news.com, Rabu (14/11), presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan 15 anggota tim Saudi melakukan perjalanan ke Istanbul untuk membunuh Khashoggi.
Koper yang dibawa oleh tim itu dimuat ke dalam dua pesawat yang berangkat ke Riyadh pada 2 Oktober. Koper itu berisi 10 telepon, lima walkie-talkie, interkom, dua jarum suntik, dua defibrilator, perangkat jamming, stepler, dan gunting.
Laporan ini datang setelah Turki membagikan rekaman audio pembunuhan Khashoggi. Erdogan mengatakan Turki telah membagikan rekaman audio itu kepada Arab Saudi dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman dan Kanada.
“Rekaman itu benar-benar mengerikan. Bahkan, ketika petugas intelijen Saudi mendengarkan rekaman itu dia begitu terkejut sehingga berkata 'yang satu ini mungkin menggunakan heroin. Hanya seseorang yang menggunakan heroin yang akan melakukannya, ” kata 'Erdogan dalam komentar yang diterbitkan Yeni Safak.
Baca juga, Asosiasi Media Turki-Arab Yakin Khashoggi Dibunuh.
Erdogan tidak menjelaskan kapan pejabat Saudi itu mendengar rekaman pembunuhan Khashoggi. Turki mengatakan, Khashoggi dibunuh oleh tim pembunuh 15 orang yang dikirim dari Riyadh.
Ankara menegaskan perintah untuk pembunuhan itu berasal dari tingkat tinggi pemerintah Saudi, tetapi bukan Raja Salman.
Para tersangka mencekik dan memutilasi Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul. Laporan media menyatakan jasad Khashoggi kemungkinan telah dilarutkan menggunakan senyawa kimia karena belum ditemukan.
Erdogan juga mengatakan, Turki "sabar" menunggu Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman untuk menjelaskan pembunuhan itu.
Putra mahkota telah berada di bawah pengawasan karena diduga mengetahui tentang pembunuhan yang melibatkan beberapa pengawalnya. "Putra mahkota telah mengatakan kepada utusan Turki bahwa ia akan menjelaskan pembunuhan 2 Oktober di konsulat kerajaan dan melakukan apa yang diperlukan. Kami menunggu dengan sabar," kata Erdogan.