REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Kandidat calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Agung Yulianto tak ingin ambil pusing terkait pencalonan dirinya sebagai pengganti Sandiaga Uno. Ia mengatakan, jika pendidikan dan pengalaman dirinya dianggap cocok untuk mengisi kursi Wagub DKI, ia siap diberi amanah. Namun, jika tidak, Agung tak ingin memaksakan diri.
“Kalau tidak cocok saya tidak mau memaksakan diri. Easy going saja,” kata Agung di Bekasi, Kamis (16/11) sore.
Menurut Agung, akan menjadi sebuah beban bagi dirinya jika sudah ditunjuk dan dinyatakan sebagai Wagub DKI Jakarta. Sebab, amanah dalam sebuah jabatan di pemerintahan merupakan pekerjaan yang berat.
Ia menilai, dirinya kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diajarkan untuk tidak memaksakan diri dalam mengejar jabatan. Begitu pun seluruh kader PKS lainnya, termasuk Ahmad Syaikhu yang juga menjadi kandidat cawagub DKI Jakarta.
“Ketika ditunjuk maka saat itulah merasa beban. Amanah itu adalah beban, bukan kemuliaan. Ketika dia merasa beban itu amanah maka dia akan sungguh-sungguh, bukan khianat,” katanya.
Selama ini, Agung sendiri mengaku telah berhubungan baik dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Agung merupakan Sekretaris 2 Timses Pemenangan Anies-Sandi dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 silam. Bahkan, semenjak keduanya menjabat, ia mengaku terus berhubungan secara intens dan selalu menjalin komunikasi.
Sementara, terkait hubungan dengan Ahmad Syaikhu, Agung mengaku sering bertemu dan pada posisi saling menghormati. Bahkan ketika bertemu keduanya saling memberikan jalan untuk menjadi Cawagub DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan.
“Kita saling menghormati, bahkan selalu bilang 'anda sajalah, anda sajalah'. Jadi hubungan ini sangat luar biasa. Ini ciri khas PKS,” kata dia.
Andai kata nantinya tidak terpilih, Agung mengatakan tidak akan menjadi kekecawaan pada dirinya. Justru, ia mengaku merasa senang karena terbebas dari beban sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.