REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Koalisi pimpinan AS di Suriah telah melanjutkan serangan udara gencar terhadap wilayah yang dikuasai gerilyawan di sisi timur Sungai Eufrat. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia Maria Zakharova pada Kamis (15/11).
Zakharova mengatakan bom fosfor putih digunakan dalam serangan udara tanpa pilih-pilih. Serangan bom fosfor tersebut menewaskan dan melukai lebih dari 60 warga sipil di Desa Ash-Shafa di Provinsi Deir Az-Zour, bagian timur Suriah.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengirim dua surat kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Ketua Dewan Keamanan PBB sehubungan dengan peristiwa itu. Kemenlu Rusia menuntut diakhirinya semua serangan itu dan penyelidikan mengenai serangan tersebut serta hukuman buat para pelaku, kata Zakharova.
Fosfor putih adalah bahan kimia beracun dan pembakar yang digunakan sebagai pengisi berbagai munisi. Penggunaan bahan itu untuk tujuan membakar dilarang berdasarkan Konvensi 1980 mengenai Senjata Konvensional Tertentu.
Penggunaanya sebagai zat beracun pada amunisi dilarang berdasarkan Konvensi Senjata Kimia 1992.