Jumat 07 May 2010 06:53 WIB

Capello Tolak Tempati Kamar Mewah

LONDON--Arsitek timnas Inggris, Fabio Capello, menolak jatah menempati presidential suite di tempat penginapan Inggris selama Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, di The Royal Marang Hotel, yang terletak di Bafokeng Sports Campus, dekat Rustenburg.

Alasan Capello adalah solidaritas kepada para pemainnya dan memilih menempati kamar yang sekelas dengan semua anggota skuad 'The Three Lions'.

The Royal Marang Hotel dibuka untuk publik kali pertama Rabu (5/5) dan merupakan hotel berbintang lima. Hotel dilengkapi dengan furnitur bermotif zebra, dua kolam renang dalam ruangan dan luar ruangan, jacuzzi, dan sauna.

Kamar hotel memiliki dua ranjang berukuran besar-- cukup besar untuk menampung pemain jangkung seperti Peter Crouch--serta mini bar yang sudah diminta Capello untuk tidak diisi dengan minuman beralkohol selama tim Inggris menginap.

Untuk perlengakapan teknis, hotel memiliki tujuh lapangan standar FIFA dan sebuah gym. Selain itu, hotel juga menyediakan fasilitas medis dan perawatan pemain.

Hotel mewah tim Inggris ini merupakan penginapan termewah di antara tim-tim peserta Piala Dunia lainnya.

Segala kemewahan tersebut pantas untuk tim mengingat para pemain harus kembali segar setelah menempuh musim yang panjang.

"Tim Jerman begitu baik pada awal musim dan saat musim semi mereka baru betul-betul bermain, karena saat musim dingin mereka libur sebulan," terang dokter timnas Inggris, Ian Beasley. "Para pemain datang dengan sedikit kelelahan, tapi saya rasa dengan waktu sebulan, dibantu dokter dan latihan, kami akan kembali fit dan fokus untuk Piala Dunia."

Capello sendiri berjanji takkan mengulangi kekalahan yang kerap diderita Inggris di babak adu penalti. "Saya ingat Roberto Baggio, pemain paling penting buat Italia, bahkan dunia, pada 1994, tapi gagal mengeksekusi penalti di final Piala Dunia melawan Brasil," ujarnya.

"Baggio bilang tak pernah menembak penalti ke atas mistar, tapi dia melakukannya karena mendapat tekanan," ingat Capello. "Anda bisa berlatih penalti, tapi begitu berhadapan dengan kiper, kipernya terlihat begitu besar... sangat besar! Padahal saat latihan, kipernya biasa saja!"

"Kami berlatih setiap kali berkumpul,'' jelas Cepello. ''Tapi memang lebih mudah mencetak gol saat latihan karena tekanannya tidak sama seperti saat bertanding."

sumber : Goal.com
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement