REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN--Tersingkirnya Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis di babak-babak awal Piala Dunia Afrika Selatan 2010 disyukuri oleh Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki, Selasa (29/6).
AS, Inggris, dan Prancis adalah tiga negara yang sangat mendukung penerapan sanksi baru terhadap Iran 10 Juni silam, setelah negara di Teluk Persia itu menolak untuk menghentikan program nuklirnya.
AS, yang kerap dijuluki 'iblis' oleh para pemimpin Iran, gugur di fase 16 besar setelah kalah 1-2 dari Ghana. Jejak AS diikuti oleh Inggris yang secara memalukan dibombardir Jerman 4-1.
Prancis mengalami nasib lebih naas yang bahkan tidak lolos dari fase grup, gagal lolos ke 16 besar, dan terpojok di posisi buncit klasemen grup.
"Apa yang kita saksikan di arena politik internasional akhir-akhir ini secara identik terlihat dalam turnamen Piala Dunia ke-19 ini," kata Mottaki kepada kantor berita IRNA seperti yang dikutip fourfourtwo.com.
"Negara-negara itu, seperti Inggris, Prancis, dan AS, yang memainkan peran kunci dalam penetapan sanksi baru terhadap Iran, telah tersingkir dari babak awal Piala Dunia," ucap Mottaki lagi.
Sementara Brasil yang menolak penerapan sanksi baru bagi Iran menjadi salah satu favorit pemenang Piala Dunia Afrika Selatan setelah mengalahkan Chile 3-0 di babak 16 besar.
Iran sendiri gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2010. Tim 'Negeri Para Mullah' itu terakhir kali tampil di Piala Dunia pada 2006 silam di Jerman.
Pada 1998, Iran berhasil mengalahkan AS 2-1 di babak kualifikasi Piala Dunia Prancis, meski kedua negara ini akhirnya gagal lolos ke fase gugur.