REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Jakarta Utara menggelar kegiatan gerebek sampah setiap Ahad. Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Air Jakarta Utara, Lambas Sigalingging mengatakan, gerebek sampah ini sebagai upaya mengantisipasi banjir.
"Ini salah satu upaya kami mengantisipasi banjir karena sudah masuk musim hujan," ujar Lambas kepada Republika, Ahad (18/11).
Ia mengatakan, gerebek sampah dilakukan di seluruh wilayah di Jakarta Utara. Akan tetapi, pada pelaksanaan setiap Ahad itu, pihaknya mengerahkan petugas UPK Badan Air yang difokuskan di beberapa titik di Jakarta Utara.
"Hari ini (18/11) kami lakukan di dua titik yaitu Kecamatan Tanjung Priok dan Kecamatan Cilincing. Pekan depan di wilayah kecamatan lainnya," kata Lambas.
Ia menambahkan, ada beberapa titik yang menjadi fokus penanganan gerebek sampah. Diantaranya di saluran penghubung Jalan Cemara RW 06 dan RW 07 Kelurahan Sunter Agung serta RW 05 Kelurahan Sunter Jaya Kecamatan Tanjung Priok. Sementara Kecamatan Cilincing dilakukan di Kali Sepatan Kelurahan Rorotan.
Ia menjelaskan, kegiatan gerebek sampah melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan Kota. Lambas mengatakan, gerebek sampah ini sebagai upaya membangun partisipasi warga dalam menjaga kebersihan lingkungan.
"Inti daripada gerebek sampah ini membangun partisipasi, jadi kami ingin gini lho warga, ini kalau banjir gara-gara ulahmu karena buang sampah sembarangan," tutur dia.
Lambas mengatakan, tidak ada warga yang ingin membuang sampah ke sungai. Akan tetapi, hal tersebut dilakukan akibat tidak tersedianya akses atau tempat pembuangan sampah yang memadai. Sehingga, lanjut dia, UPK Badan Air Jakarta Utara telah menyiapkan karung-karung sampah.
Karung-karung itu dapat dipergunakan warga sebagai wadah pembuangan sampah sementara. Menurut Lambas, agar warga tidak lagi membuang sampah sembarangan terutama ke aliran sungai dan saluran got. Nantinya, karung-karung yang sudah penuh sampah akan diangkut petugas UPK Badan Air.
"Kami siapkan karungnya, bapak/ibu taruh di sini, kalau sudah penuh taruh di sana, nanti kalau sudah penuh nanti kami ambil secara periodik," jelas Lambas.
Lurah Sunter Agung, Andi Dirham mengatakan, ada sekitar 700 orang yang terlibat dalam gerebek sampah. Selain petugas UPK Badan Air, ada pula petugas Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kelurahan dan kecamatan yang dilibatkan dalam gerebek sampah di lingkungannya.
Serta seluruh elemen masyarakat di lingkungan Kelurahan Sunter Agung Kecamatan Tanjung Priok. Andi menjelaskan, masyarakat ikut gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dimulai dari rumah masing-masing. Sementara petugas menangkut sampah dan lumpur dari saluran got.
"Mereka juga membongkar hambatan yang ada di saluran got, biar got itu lebih luas dan gampang membersihkannya, jadi nanti aliran air di gotnya bisa lancar," jelas dia.
Andi menyebut, aliran got dan sungai itu sepanjang 1,5 kilometer yang akan bermuara ke Waduk Cincin. Pembersihan aliran ini dilakukan agar ketika hujan mengguyur wilayah dengan 20 RW, 280 RT, dan 64.420 jiwa itu tidak terjadi banjir bahkan genangan sekalipun.
"Dari akhir 2015 di sini sudah tidak ada banjir, paling genangan air di jalan tetapi itu langsung surut lagi," kata dia.
Sehingga, ia berharap, dengan adanya gerebek sampah bisa membangkitkan kesadaran warga untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih. Menurut dia, terutama di musim hujan, sebab bencana banjir bisa saja melanda wilayahnya.
"Kami ajak warga untuk menjaga lingkungan, enggak buang sampah sembarangan, biar aliran got ini lancar, kalau hujan enggak banjir," tutur Andi.
Selain membersihkan sampah, petugas gabungan juga menebang beberapa batang pohon agar ketika hujan atau angin kencang tidak menimpa kabel-kabel listrik. Selain itu, Pengawas Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Tanjung Priok, Marjono mengatakan, penebangan pohon juga dilakukan agar daun dan ranting yang berguguran tidak masuk ke saluran got.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air seperti kali dan got. Sebab, kata dia, membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan banjir ketika musim hujan.
"Jangan lagi buang sampah sembarangan ke sungai, ke saluran air, karena kan bisa berpotensi menyumbat," ujar Isnawa saat dihubungi Republika, Ahad (18/11).
Ia mengatakan, pihaknya berupaya mengedukasi warga Jakarta dengan membagikan karung-karung sebagai tempat sampah. Meski tidak dibagikan ke setiap rumah, warga juga bisa menggunakan wadah lainnya untuk mengumpulkan sampah sementara seperti tong sampah atau drum.
"Jadi karung-karung itu kami bagikan sebagai upaya warga ikut berpartisipasi minimal tidak membuang sampah ke sungainya," kata dia.