Selasa 20 Nov 2018 14:04 WIB

BPOM Beri Capacity Building untuk Tiga Negara OKI

Diharapkan sistem peraturan obat dan pangan di negara-negara tersebut bisa sustain

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
BPOM
BPOM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan capacity building transfer pengetahuan bidang pangan dan obat untuk tiga negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yaitu Palestina, Tunisia, dan Maroko. Bahkan, permohonan pemberian capacity building BPOM juga sudah diajukan oleh negara anggota OKI lainnya yaitu Kazakhstan dan Yordania.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengaku, BPOM sudah sejak lama memberikan proses capacity building transfer pengetahuan terkait penguatan sistem peraturan di bidang pangan dan obat ke negara-negara yang level kemajuan ekonominya dan teknologinya tidak semaju Indonesia seperti Palestina. "Karena itu, kami (BPOM) berkontribusi mendukung negara-negara tersebut, termasuk dalam beberapa bulan ini memberikan training, capacity building di beberapa negara (anggota OKI) seperti Palestina, Tunisia, dan Maroko. Ke depannya, negara-negara lain seperti Yordania dan Kazakhstan juga meminta pendampingan (capacity buikding dari BPOM)," katanya saat konferensi pers The 1st Meeting of the Heads of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) from the Organization of Islamic Cooperation Member States, di Jakarta, Senin (19/11) lalu.

Ia menambahkan, pemberian capacity building dilakukan dengan beberapa opsi yaitu pihak BPOM yang datang ke tiga negara itu atau sebaliknya, mereka yang mendatangi Tanah Air termasuk dalam forum NMRAs yang akan digelar di Jakarta 21 November 2018-22 November 2018 mendatang. Dengan diberikannya capacity building pada tiga negara anggota OKI tersebut, ia berharap diharapkan sistem peraturan obat dan pangan di negara-negara tersebut bisa sustain dan menjadi lebih baik. Ia menegaskan, negara-negara anggota OKI harus bersiap menghadapi dunia internasional yaitu negara-negara yang telah menghasilkan produk obat baru. 

Sebelumnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan negara organisasi kerja sama Islam (OKI) yaitu the 1st Meeting of the Heads of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) from the Organization of Islamic Cooperation Member States di Jakarta pada 21 November-22 November 2018. Pertemuan Indonesia dengan negara-negara OKI akan menjadi forum berbagi pengetahuan, bertukar informasi, hingga membangun jejaring.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement