REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Isu match fixing menggoyang Persib Bandung di sisa laga kompetisi Liga 1 Indonesia musim ini. Jika tidak mampu segera bangkit, klub berjuluk Maung Bandung itu dipastikan akan terpuruk dan gagal memenuhi ambisi meraih mahkota juara liga.
Kapten Persib, Supardi Nasir, menyebut isu pengaturan skor muncul setelah mereka menelan kekalahan 0-1 dari PSMS Medan di Gianyar, Bali, 9 November lalu. Pelatih Mario Gomez saat itu marah besar atas kekalahan tipis yang krusial tersebut.
Karena terlanjur emosi, pelatih asal Argentina itu pun melemparkan tuduhan kepada pemain soal isu menerima suap. ''Dia agak emosi waktu kejadian karena dia punya karakter selalu ingin menang. Padahal pemain juga seperti itu, enggak ada pemain yang mau kalah di tim ini,'' ujar Supardi di Graha Persib, Kota Bandung, Rabu, seperti dikutip dari Antara.
Tuduhan Gomez saat itu sudah pasti meruntuhkan kepercayaan pemain terhadap pelatih asal Argentina tersebut. Hariono, salah satu pemain yang dituduh menerima suap, mengaku sakit hati dengan tuduhan sang pelatih.
''Saya sudah bicara langsung dengan Supardi, Ardi Idrus. Termasuk Hariono yang sampai nangis kayak anak kecil. Sakit, sangat sakit dia bilang. Main tiga puluh kali, satu kali kalah, masa dibegitukan, itu tidak benar,'' kata Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, Selasa (20/11).
Ketika berbicara dengan Umuh, Supardi bersama Ghozali Siregar, Hariono, dan Ardi mengaku tidak tahu menahu atas tuduhan yang disangkakan kepada mereka. Umuh pun yakin keempat pemain tersebut tidak mungkin menerima suap dan terlibat pengaturan skor. Terlebih keempatnya selalu memberikan kemampuan terbaik saat berjibaku di lapangan.