Jumat 23 Nov 2018 14:37 WIB

CIA dan Rekaman Perintah Pembunuhan Khashoggi

Pembunuhan terhadap Khashoggi memang direncanakan.

Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World  pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .
Foto: CCTV / TRT Dunia melalui AP
Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Kamran Dikarma, Lintar Satria

ANKARA -- Surat kabar Turki, Hurriyet, menyebut Direktur CIA Gina Haspel telah mengisyaratkan kepada pejabat Turki bahwa pihaknya memiliki rekaman telepon Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) saat memerintahkan pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi. Isyarat itu diberikan saat Haspel mengunjungi Istanbul bulan lalu.

Keterangan tentang hal tersebut dipublikasikan Hurriyet di halaman kolom yang ditulis jurnalisnya, yakni Abdulkadir Selvi. "Ada pembicaraan tentang rekaman lain," tulis Selvi dalam kolomnya seraya mengatakan bahwa panggilan telepon itu terjadi antara MBS dan saudaranya yang menjadi duta besar Saudi untuk Amerika Serikat, yakni Pangeran Khalid bin Salman.

"Dikatakan bahwa Direktur CIA Gina Haspel mengindikasikan ini selama kunjungannya ke Turki. Dikatakan bahwa Putra Mahkota (MBS) memberi perintah untuk 'membungkam Jamal Khashoggi sesegera mungkin', dalam sebuah panggilan telepon yang dipantau oleh agensi AS," kata Selvi.

Kendati demikian, seorang pejabat Turki mengaku tidak memiliki informasi tentang rekaman seperti yang disinggung Selvi dalam kolomnya. Oleh sebab itu, informasi yang dipaparkan Selvi masih belum terkonfirmasi.

Namun, dua pejabat AS yang enggan dipublikasikan identitasnya mengatakan CIA telah menilai bahwa Pangeran MBS memang tokoh yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi. Penilaian itu didasarkan pada pengaruh kuat MBS di Kerajaan Saudi dan para pelaku pembunuhan yang dekat dengannya.

Khashoggi yang dikenal sebagai kolumnis Washington Post yang kerap mengritik MBS dibunuh di gedung Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi Shalaan bin Rajh Shalaan mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Khashoggi memang direncanakan.

Kendati demikian, baik Erdogan maupun Shalaan tak secara tegas menuding MBS yang memerintahkan pembunuhan tersebut. Saat ini Saudi telah menahan 11 tersangka yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Lima tersangka di antaranya telah di tuntut hukuman mati.

Bersambung ke halaman berikutnya..

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement