Jumat 23 Nov 2018 17:36 WIB

Urai Kemacetan, Blok Rel Perlintasan KA Wonokromo Dibuka

Perlintasan kereta yang tadinya hanya selebar 9 meter kini menjadi 17 meter.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kemacetan Lalulintas
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Kemacetan Lalulintas

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini resmi membuka perlintasan kereta api yang sudah diperlebar dengan blok rel di ruas Mayangkara Wonokromo atau di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo, Jalan Raya Wonokromo, Jumat (23/11). Pembukaan itu ditandai dengan penekanan sirine yang dilakukan Risma didampingi Kepala Daops 8 PT KAI Suryawan.

Risma berharap, dengan dibukanya blok rel itu, larus lalu lintas di kawasan tersebut bisa semakin lancar dan aman.  “Alhamdulillah akhirnya selesai, terimakasih kepada Kepala Daop 8 yang baru, sehingga proses pembangunan ini berlangsung dengan cepat," kata Risma saat peresmian.

Risma mengimbau warga masyarakat untuk berhati-hati ketika melintas di kawasan itu. Sebab, di daerah itu ada dua jalur, yaitu dari timur dan dari selatan.

Sebenarnya, lanjut dia, dalam undang-undang tidak boleh ada jalan sebidang, tapi karena itu merupakan jalan nasional, maka harus dikerjakan. “Makanya, kami nanti masih butuh U-turn ke arah Pasar Wonokromo,” katanya.

Ia juga menjelaskan, perlintasan yang baru diresmikan itu panjangnya 24 meter dengan konstruksi utama berupa rel R54 yang ditutup dengan plate sebagai pengikat blok rel. Pekerjaan ini dikerjakan dengan nilai kontrak Rp 525.380.000 yang berdurasi selama tiga bulan. Namun ternyata, pekerjaannya lebih cepat dan selesai hanya dalam kurun waktu 2 bulan. 

Dengan selesainya pengerjaan blok rel ini, perlintasan kereta api yang tadinya hanya selebar 9 meter kini menjadi 17 meter menyesuaikan ukuran Frontage Road sisi barat. Maka jalan yang tadinya hanya 3 lajur bisa muat 6 lajur, sehingga mampu mengurangi bottleneck Wonokromo.

Risma juga menjelaskan, tahun depan akan terus melanjutkan pembangunan Frontage Road sisi Barat di bagian Pasar Wonokromo. Apalagi, hingga saat ini, hampir semua bangunan bekas Pasar Wonokromo sudah dibebaskan oleh Pemkot Surabaya.

"Hampir semua sudah kami bebaskan, ada lahan milik PT KAI juga beberapa persil, nanti kami diskusikan. Kemarin bongkar bangunannya manual karena permintaan warga. Tahun depan akan kami proses, bareng sama pembangunan Jembatan Joyoboyo. Ini masih dibuat amdalnya," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement