Senin 26 Nov 2018 09:21 WIB

Peserta Muktamar PPPM Diimbau Jaga Iklim Kondusif

Isu negatif beredar di kalangan peserta muktamar melalui Whatsapp Grup.

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto (berjas) dan peserta Muktamar PP Pemuda Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (26/11)
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto (berjas) dan peserta Muktamar PP Pemuda Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (26/11)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Jelang pembukaan Muktamar Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM), Ketua Bidang Hikmah Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) Sunanto mengajak peserta Muktamar XVII PPPM untuk bersama-sama menjaga iklim yang kondusif selama perhelatan akbar muktamar di Yogyakarta, 26-28 November 2018. Hal ini disampaikan Cak Nanto, sapaan akrab Sunanto menyusul munculnya isu-isu negatif dan aksi saling serang masing-masing kubu jelang pelaksanaan muktamar.

Menurutnya, isu negatif dan aksi saling serang itu beredar di kalangan peserta muktamar melalui aplikasi media sosial WhatsApp Group. Cak Nanto berharap dalam muktamar kali ini tidak muncul atau berhembus informasi yang tidak bertanggung jawab. Apalagi informasi disebarkan tidak disertai dengan nama atau identitas yang jelas.

Dia khawatir jika perhelatan akbar di tanah kelahiran Muhammadiyah, Yogyakarta, dibumbui dengan informasi tidak bertanggung jawab akan menimbulkan perpecahan, bukan hanya di kalangan internal Pemuda Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah pada umumnya. "Saya secara pribadi mengajak agar suasana yang sejuk, suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan dijaga bersama selama muktamar. Jangan gunakan politik segala cara dengan menyebarkan hoaks karena dapat memecah-belah persaudaraan antar kader Pemuda Muhammadiyah," kata Cak Nanto dalam keterangan persnya, Senin (26/11).

Pria kelahiran Sumenep itu menekankan, Muktamar XVII PPPM bukanlah kontestasi politik. Semua pihak harus bersama-sama menahan diri dan menjaganya agar berjalan secara sehat dan fair.

Hal senada dikatakan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Barat Iu Rusliana. Ia mengajak muktamirin untuk menjaga soliditas dan kebersamaan. 

"Soliditas dan kebersamaan merupakan kunci serta ruh gerakan organisasi yang didirikan sejak 1932 ini," kata Iu Rusliana.

Ia mengatakan, di usia Pemuda Muhammadiyah yang kini mencapai 86 tahun, idealnya tumbuh sebagai organisasi yang kadernya saling memajukan dan membukakan pintu peran kader di berbagai lini. "Kemajuan organisasi ditentukan oleh kualitas kadernya. Kualitas kader ditopang oleh proses kaderisasi yang dibangun," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement