Senin 26 Nov 2018 19:41 WIB

Bagaimana Kaum Nabi Luth Diazab? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Tak kurang dari 65 ribu jiwa binasa sekejap dalam bencana tersebut.

Pemandangan Laut Mati
Foto: Reuters
Pemandangan Laut Mati

REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHWEST—  Riset ilmiah belum lama ini mengungkap proses bencana alam yang membinasakan Kaum Nabi Luth AS sebagaimana disebutkan dalam Alquran, dan Kaum Soddom Gomorah. 

Layaknya orang jungkir balik atau terguling, kerap bagian kepala jatuh duluan, lalu diikuti badan dan kaki. Begitu pula Kota Sodom, saat runtuh dan terjungkal, bagian atas kota itu duluan yang terjun ke dalam laut, sebagaimana Allah kisahkan dalam Alquran, ''Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.'' (Surat Huud [11]: ayat 82).

Peneliti dari Universitas Trinity Southwest, Philip Silvia, menjelaskan, berdasarkan penelitan menggunakan karbon, terungkap bahwa pada 3.700 tahun lalu, tepatnya ketika peradaban Nabi Luth dan kaumnya tengah eksis di tepi Laut Mati, Yordania, meteor berjatuhan dari langit dan terpecah menjadi pecahan-pecahan kecil. 

“Ukurannya bisa seperti butiran pasir atau sebesar batu-batu,” kata dia seperti dilansir Aljazeera, Senin (27/11).  

Dalam sekejap, kata dia, pecahan meteor itu mampu memporakporandakan peradaban yang hidup sepanjang 25 km di tepian Laut Mati. Tingkat kepanasan meteor tersebut diperkirakan sangat panas, hingga mampu membekar dan menghancurkan apapun yang disentuh.  

Dia menyebutkan, kajian statistik memprediksi, terdapat 120 tempat tinggal di lokasi tersebut pada masa itu. Diperkirakan sebanyak 65 ribu warga tinggal di kawasan ini sebelum peristwa jatuhnya meteor-meteor tersebut.  Angin dan suhu panas yang sangat membakar juga terjadi waktu itu.  

Sebelumnya, kajian ilmiah juga mengungkap penyebab dibinasakannya Kaum Nabi Luth. bencana itu dapat terjadi karena daerah Lembah Siddim, yang di dalamnya terdapat Kota Sodom dan Gomorah, merupakan daerah patahan atau titik bertemunya dua lempengan kerak bumi yang bergerak berlawanan arah. Patahan itu berawal dari tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi Laut Merah, hingga berakhir di Afrika.

Sebagaimana diungkap peneliti Jerman, Werner Keller, "Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman (Laut Mati). Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam, serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanis (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan. 

Antara kedua penelitian ini, sebenarnya tak saling bertentangan. Bisa jadi, hujan meteor tersebut saling berjatuhan dan memporak-porandakan segala kehidupan di tepian Luat Mati. Di saat yang sama, gempa, dan gunung berapi vulkanik meletus. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement