REPUBLIKA.CO.ID, Hidroponik dapat menjadi solusi berkebun bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan ruang dan waktu seperti warga Jakarta. Bahkan berkebun hidroponik dapat dilakukan kalangan lanjut usia (lansia) sekalipun.
Salah satunya adalah Kasdun, warga Rusun Jatinegara Kaum yang kini mengelola kebun kecil di sekitar tempat tinggalnya. Tak hanya sendiri, ia bersama tiga orang warga lainnya ikut mengelola kebun hidroponik tersebut.
Kasdun tetap produktif di usia yang telah menginjak 67 tahun. Menurut dia, hidroponik merupakan cara berkebun yang tidak menggunakan banyak tenaga dan waktu. Ia mengatakan, selain menghasilkan uang dengan berkebun hidroponik, ia bisa mengisi waktu luangnya.
"Saya sudah tua, tenaga sudah berkurang, mata juga sudah enggak awas lagi, dari pada diam saja di rumah, nanti yang ada kena penyakit stroke," tutur Kasdun saat ditemui Republika di kebunnya, Senin (26/11).
Ia menjelaskan, hanya perlu mengecek tanamannya itu seminggu sekali. Untuk memastikan tanamannya itu cukup air, kadar nutrisi yang ada dalam airnya tersebut, dan tingkat pH (potensial Hidrogen) yang sesuai.
Kasdun mengatakan, telah menanam berbagai macam sayuran seperti pakchoy samhong, jenis-jenis selada, kangkung hidroponik, dan masih banyak lainnya. Ia menyebut, hasil panen tanaman hidroponiknya ini dijual langsung ke pembeli dan sebagian ke pasar.
Petani Hidroponik menjelaskan tentang hasil panen desa berdaya Jatinegara Kaum saat memanen sayuran hidroponik di Rusunawa Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, Senin (26/11).
Ia menjelaskan, ada beberapa pembeli yang langsung datang ke kebunnya itu. Menurut dia, pembeli itu ingin sayuran organik yang sehat karena tanaman hidroponik bebas pestisida. Apalagi, pembeli yang datang bisa memanen sendiri sayuran yang akan dibelinya.
"Ada ibu-ibu yang datang ke sini kadang sama anaknya. Mereka itu pengen ambil sendiri sayurannya, panen sendiri. Mereka juga sudah tahu kalau hidroponik itu sayuran organik, sehat," kata Kasdun.
Hasil penjualannya tersebut, Kasdun bagikan kepada empat orang termasuk dirinya. Selain itu, ada sebagian uang yang harus disisihkan untuk membeli benih dan bahan-bahan lainnya. Agar kebun hidroponik dapat terus panen sayuran dan tidak berhenti begitu saja.
"Hidroponik itu cepat, kurang dari sebulan sudah bisa panen. Panennya itu bisa dapat Rp 1 juta, tetapi dibagi sama yang lainnya, sama diputar lagi untuk nanti menanam lagi," ujar dia.
Sayuran Hidroponik yang di tanam oleh petani binaan rumah zakat di Rusunawa Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, Senin (26/11).
Kasdun saat ini tinggal bersama istri dan satu anaknya yang sudah bekerja tetapi belum berkeluarga. Sementara, tiga anak lainnya sudah tinggal dengan keluarganya masing-masing. Ia berharap, kebun hidroponiknya ini bisa berkembang bahkan bisa memasok sayuran ke supermarket.
Awalnya, Kasdun memang tidak mengerti cara berkebun hidroponik. Ia mendapat pelatihan hidroponik dari lembaga filantropi Rumah Zakat. Ia diajak untuk mempelajari berkebun hidroponik dan langsung mempraktekannya.
"Dari Rumah Zakat diajak untuk hidroponik ini, saya ikut pelatihan ada empat kali. Pernah sama orang Jepang waktu itu. Jadi pelatihannya itu praktek juga jadi langsung ngerti," kata dia menjelaskan.
Kemudian, ia dan tiga orang lainnya mengelola kebun hidroponik yang ada di Rusunawa Jatinegara Kaum. Kebun hidroponik itu didirikan Bank DKI bekerja sama dengan Rumah Zakat. Tujuannya untuk memberdayakan masyarakat meningkatkan perekonomian.
"Bank DKI dari program tanggung jawab sosialnya yang memberi fasilitas seperti benih, instalasi hidroponik, dan lain-lain. Kalau Rumah Zakat kami mendampingi pengelola kebun hidroponik dan warga rusun lainnya," kata Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat Jatinegara Kaum, Nurdin.
Menurut dia, pihaknya ingin memanfaatkan lahan yang ada di rusun untuk memberdayakan warga. Nurdin mengatakan, Rumah Zakat memberikan pendampingan kepada Kasdun dan tiga orang lainnya mengelola kebun hidroponik. Seperti memasarkan hasil panen ke konsumen.
Sehingga, Nurdin mengatakan, saat ini masih mengandalkan masyarakat yang sudah mengonsumsi sayuran organik agar membeli hasil panen kebun hidroponik di Rusunawa Jatinegara Kaum. Untuk harga, ia memastikan lebih murah dibandingkan harga jual yang ada di supermarket.
Selain itu, Nurdin berharap, melalui kebun hidroponik ini bisa memberikan edukasi akan pentingnya mengonsumsi sayuran sehat tanpa pestisida. Ia mengatakan, hasil panennya ini juga sebagian dibagikan kepada sejumlah warga rusun.
"Jadi kalau panen, warga juga bisa merasakan hasil panen dari hidroponik ini. Meskipun enggak semuanya warga bisa kebagian, tetapi beberapa warga bisa mengonsumsi sayuran sehat. Warga bisa datang langsung ke kebun," ujar Nurdin.
Pengurus Barang Rusun Jatinegara Kaum, Iwan mengatakan, akan menyediakan lahan tambahan di rusun untuk kebun hidroponik. Sebab, menurut dia, berkebun hidroponik merupakan aktivitas positif yang mendatangkan penghasilan bagi warga rusun.
"Akan diperbanyak, pokoknya ada ruang terus ada orang yang menggerakkan sanggup menjalani akan kami gerakkan," ujar Iwan.