REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa menilai jika Basuki Tjahaja Poernama (Ahok) memutuskan bergabung ke PDI Perjuangan maka akan berdampak positif bagi Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. Langkah Ahok bergabung dengan PDIP akan menunjukan kebersamaan.
"Terlebih disitu ada Kiai Ma'ruf juga yang dulu berseteru sekarang bisa memperlihatkan kebersamaan, berarti masyarakat juga melihat memang dua orang ini sudah bisa memaafkan masing-masing ini," kata Ardian saat ditemui di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (27/11).
Selain itu, besarnya jumlah massa pendukung Ahok juga mempengaruhi Jokowi-Ma'ruf secara elektoral. Ia menganggap masyarakat saat ini cenderung tidak lagi melihat masa lalu Ahok.
Hal tersebut lantaran mantan bupati Belitung Timur tersebut telah menjalani hukuman. "Jadi masyarakat simple-nya kemarin itu kenapa masih sangat ngotot karena (Ahok) belum dihukum saja,” kata dia.
Akan tetapi, Ahok sekarang sudah dihukum. “Sudah menjalani masa hukumannya, saya yakin ada mungkin yang masih kuat untuk menolak Ahok tapi tidak sebesar yang lalu,” kata dia.
Terkait rencana Ahok yang memilih berlabuh ke PDI Perjuangan, menurut Ardian hal tersebut merupakan hak politik Ahok. Sebagai warga negara yang bebas, Ahok dipersilakan memilih jalan politiknya pribadi.
“Biarkanlah dia berkreasi sesuai dengan keinginan dia, mau dia masuk PDIP, mau dia masuk PKB, mau dia masuk Golkar atau bahkan PKS sangat-sangat tergantung dari pihak pribadi," tuturnya.