Selasa 27 Nov 2018 18:19 WIB

Pangeran MBS Ingin Temui Erdogan

HRW meminta Argentina tangkap Putra Mahkota Saudi.

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto: AP/Cliff Owen
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Putra Mahkota Kerajaan Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengajukan permohonan untuk bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat gelaran G20 di Argentina. Demikian disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

"Iya, ia telah bertanya ke Erdogan lewat telepon, apakah mereka akan bertemu di Buenos Aires, Erdogan mengatakan, 'Lihat saja nanti'," ujar Cavusoglu kepada surat kabar Jerman Sueddeutshce Zeitung dalam wawancara pada Selasa.

Menurut Cavusoglu, untuk saat ini, tak ada alasan untuk tidak bertemu dengan pangeran putra mahkota.  Erdogan dan Pangeran MBS akan menghadiri pertemuan G20 di ibu kota Argentina, Buenos Aires pada 30 November hingga 1 Desember mendatang.

Sebelumnya Erdogan telah meminta Saudi agar mengungkap siapa aktor di balik pembunuhan kolomnis the Washington Post, Jamal Khashoggi. Erdogan menilai pembunuh Khashoggi melibatkan pejabat tinggi.  Sejumlah pihak, termasuk Badan Intelijen AS (CIA) menyebut keterlibatan Pangeran MBS dalam kasus pembunuhan tersebut.

Baca juga, Jaksa Argentina Pertimbangkan Tuntut Pangeran MBS di G20. 

Riyadh telah membantah segala tuduhan tersebut. Mereka menegaskan tak mau kasus ini diintervensi AS. Saudi juga menolak permintaan Turki untuk mengekstradisi para pelaku.

Sementara  Human Rights Watch (HRW)  meminta Argentina untuk menggunakan klausa kejahatan perang di konstitusi dalam  menyelidiki peran Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) dalam kejahatan  kemanusiaan di Yaman dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Konstitusi Argentina mengakui yurisdiksi universal untuk kejahatan perang dan penyiksaan, yang berarti otoritas peradilan dapat menyelidiki dan mengadili pelaku kejahatan tersebut di mana pun kejahatan itu terjadi.

Human Rights Watch mengatakan permintaan itu telah disampaikan  ke hakim federal Ariel Lijo. Baik  Lijo maupun kantor penuntut umum Argentina belum menanggapi permintaan untuk komentar.

Direktur HRW di Timur Tengah dan Afrika Utara Sarah Leah Whitson mengatakan  kasus ini dibawa ke Argentina karena MBS, akan menghadiri pembukaan KTT G20  di Buenos Aires.

"Kami menyerahkan informasi ini kepada jaksa Argentina dengan harapan mereka akan menyelidiki keterlibatan dan tanggung jawab MBS atas kemungkinan kejahatan perang di Yaman, serta penyiksaan terhadap warga sipil, termasuk Jamal Khashoggi," kata Whitson kepada Reuters.

Media Argentina mengutip nara sumber dari pengadilan mengatakan melakukan penyelidikan terhadap putra mahkota, penguasa de facto Arab Saudi merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan.

Pembunuhan Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post dan seorang pengkritik putra mahkota, di konsulat Riyadh di Istanbul enam pekan lalu telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan Arab Saudi dengan Barat. Ini juga merusak citra MBS di internasional.

Negara-negara Barat  menyerukan untuk mengakhiri kampanye militer yang dipimpin Saudi di  Yaman, yang diluncurkan oleh MBS. Kasus-kasus yang memanfaatkan yurisdiksi universal telah berhasil di masa lalu, terutama pada  1998 ketika Hakim Spanyol Baltasar Garzon mampu memerintahkan penangkapan  mantan diktator Chili Augusto Pinochet di London.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement