Selasa 27 Nov 2018 20:12 WIB

TMMIN Raih Penghargaan dari BI

Penghargaan ini komitmen Toyota untuk mengembagkan industri otomotif Indonesia

Tampak salah satu kegiatan produksi di pabrik Toyota Cikarang, Jawa barat
Foto: dok republika/hiru muhammad
Tampak salah satu kegiatan produksi di pabrik Toyota Cikarang, Jawa barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berhasil meraih penghargaan untuk kategori Pengelola Utang Luar Negeri Terbaik dan Responden Statistik Terbaik dari Bank Indonesia. TMMIN juga tercatat sebagai nominator penghargaan Penyumbang Devisa Terbaik.

Kedua penghargaan bergengsi tersebut diserahkan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kepada Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2018, Selasa (27/11), di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. 

Penghargaan ini merupakan komitmen Toyota untuk memberikan lebih banyak lagi kontribusi bagi perkembangan industri otomotif Indonesia. "Industri otomotif pantas menjadi sektor industri unggulan nasional terutama melalui investasi dan kegiatan penjagaan neraca perdagangan melalui aktivitas ekspor," kata Warih dalam keterangan tertulisnya.

Penerima penghargaan Pengelola Utang Luar Negeri Terbaik diberikan kepada korporasi yang senantiasa mematuhi pelaksaan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan keuangannya. Didukung penerapan konsisten lindung nilai terhadap pinjaman luar negeri yang diperolehnya sehingga tidak mengganggu stabilitas devisa. 

Penghargaan Responden Statistik Terbaik diberikan kepada korporasi yang konsisten memberikan data dan informasi secara lengkap dan tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan survey dan kegiatan Liaison Bank Indonesia guna penyusunan statistik Bank Indonesia yang berkualitas.

Sebelumnya TMMIN juga telah menerima penghargaan Kepatuhan Eksportir Pelapor Devisa Hasil Ekspor pada tahun 2015.

Kinerja ekspor TMMIN dengan tren positif dalam 5 tahun terakhir, memberikan dampak pada neraca perdagangan Toyota Indonesia. Dalam periode 2014 hingga Juli 2018 neraca perdagangan TMMIN mencatatkan net ekspor sebesar kurang lebih USD 2,9 juta (atau sekitar 43 triliun rupiah).

Positifnya neraca perdagangan di sektor hilir masih menyisakan pekerjaan rumah di dunia industri otomotif nasional. Neraca perdagangan di sektor hulu rantai suplai otomotif terutama di level pemasok komponen lapis ke 2 dan 3 masih negatif.  

Salah satu penyebab permasalahan ini adalah masih banyaknya bahan mentah dan bahan baku industri manufaktur otomotif yang bersumber dari material impor.  Hal ini memengaruhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk otomotif Indonesia. Dengan banyaknya material impor, menjadikan TKDN murni atau true localization tidak setinggi yang harapkan.

Untuk dapat berperan aktif memerangi ketidakseimbangan neraca perdagangan di sektor komponen otomotif, dan memberi sumbangsih pada pencapaian TKDN murni yang tinggi, TMMIN bersama pemangku kepentingan terkait melakukan upayamelokalkan mentah dan bahan baku industri manufaktur otomotif yang terangkum dalam program True Localization.

Sejak tahun 2004, TMMIN telah menggunakan baja lokal untuk bagian kendaraan tertentu.  Saat ini TMMIN sedang dalam proses riset dan pengembangan penggunaan aluminium lokal untuk dipergunakan pada velg (wheel disc) bekerja sama dengan INALUM dan Pako.

TKDN produk brand Toyota kini berada di angka 75 hingga 94 persen dengan TKDN murni di angka 65 persen. Toyota menargetkan bisa mencapai TKDN murni/true localization pada level 80 persen di tahun 2020.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement