REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kesultanan Oman merupakan salah satu negara Arab mayoritas Muslim yang juga kaya dengan sejarah. Temuan-temuan arkeologis yang diungkap pada era 1950-an itu mengungkapkan bahwa peninggalan-peninggalan sejarah negara yang terletak di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab tersebut kembali pada lima ribu tahun sebelum Masehi.
Penemuan mencapai puncaknya setelah negara yang berbatasan dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya itu membentuk Kementerian Purbakala dan Kebudayaan Nasional pada 1976.
Bekerja sama dengan lembaga terkait, baik nasional maupun internasional, kementerian ini pun mengembangkan berbagai proyek penelusuran sejarah di Oman. Berikut ini beberapa situs bersejarah yang ada di Kesultanan Oman:
Ra's al-Janaz
Eksplorasi kawasan yang terletak di daerah Shur, as-Syarqiyah, ini dimulai pada 1981, ketika ilmuwan Italia dan Prancis menemukan artefak-artefak kuno dengan ukiran dan prasasti yang usianya 4000 ribu tahun sebelum Masehi.
Penggalian pertama pun dimulai secara besar-besaran pada 1985. Penemuan ini mengungkap sejarah awal peradaban di Oman. Terungkap bahwa nenek moyang Oman adalah pelaut dan nelayan yang andal. Mereka juga kerap berniaga dengan komunitas lain menggunakan perahu ketika itu.
El-Balid
Kota ini terletak di Provinsi Zhafar. Kota ini merupakan salah satu kota bersejarah dan terkuno. Posisinya yang tak jauh dari pantai menempatkannya sebagai pelabuhan terpenting. Pelabuhannya sendiri berdiri di atas pulau kecil dan dikenal dengan sebutan ad-Dhufah.
Sejarawan mengklaim keberadaannya eksis sebelum Islam. Diperkirakan sudah aktif pada 4000 sebelum Masehi. Pelabuhan ini pun mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-12 dan ke-16, di bawah kekuasaan Islam. El-Balid menjadi penghubung perniagaan dunia internasional ketika itu, seperti Cina, India, dan Eropa.
Wabar
Pada awal 1990-an, masih di Provinsi Zhafar, peneliti menemukan kawasan Syashr atau Kota Wabar. Daerah ini memiliki catatan peradaban yang sangat unik dan langka. Banyak titik-titik yang konon dijadikan pusat perniagaan di sana.
Kawasan ini sekaligus menjadi rute darat yang menghubungan jazirah Arab dan negara-negara Mesopotamia seperti yang banyak termaktub di peta-peta klasik. Eksplorasi kawasan ini tak hanya menguak eksistensi peradaban kuno pra-Islam, tapi juga peninggalan-peninggalan sejarah pada masa kegemilangan Islam.