REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengaku terkejut terhadap pernyataan Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi di Indonesia. Menurut Priyo, Presiden RI Kedua tersebut merupakan seorang pemimpin yang dikenal sederhana dan juga memiliki jasa yang cukup besar bagi pembangunan bangsa.
"Itu adalah pernyataan dan tuduhan yang keji. Saya agak kaget kalau itu disampaikan tokoh sekaliber Mas Ahmad Basarah, sahabat saya yang juga Wakil Ketua MPR RI. Saya tidak tahu, kok tega-teganya menyebut Pak Harto sebagai guru korupsi," ujar Priyo di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.
Lebih lanjut, menurut Priyo, hingga kini belum ada bukti secara hukum terkait tuduhan korupsi yang dilakukan Soeharto. Bahkan, kata dia, wafatnya Soeharto membuat masyarakat sangat berduka.
"Saya ikut menyaksikan ketika beliau wafat, itu dibanjiri rakyat yang menuju Astana Giribangun di Karanganyar. Puluhan ribu, bahkan ratusan ribu berjejer, mereka mengantarkan, menangis, merasa kehilangan, dan menyampaikan penghormatan terakhir pada Pak Harto di makam Astana Giribangun," ucapnya.
Priyo menilai, tindakan korupsi justru marak terjadi saat ini baik yang dilakukan oleh partai penguasa dan juga para pejabat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pejabat yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena itu, ia pun mengajak para elite politik lain untuk melakukan introspeksi diri.
"Padahal, ibarat menepuk air di dulang, sekarang ini justru sentrum korupsi terjadi di partai-partai penguasa, berapa banyak yang ditangkap KPK, termasuk pejabat-pejabat tinggi, teman-teman PDIP. Kenapa kita tidak introspeksi, menepuk air di dulang, memercik muka sendiri," kata Priyo.
Priyo berpendapat, seharusnya Basarah menekankan jasa para pemimpin bangsa sebelumnya, baik Sukarno maupun Soeharto. Sebab, keduanya merupakan dua putra terbaik bangsa.
"Bukan karena hanya kepentingan respons politik sesaat, kemudian menggunakan itu," tambahnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah, menyebut maraknya korupsi di Tanah Air dimulai sejak era Presiden Soeharto. Ia menyebut, Soeharto merupakan guru korupsi di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Basarah menanggapi pernyataan calon presiden nomor 2 Prabowo Subianto. Saat itu, Prabowo menyebut korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.