Senin 03 Dec 2018 17:35 WIB

Berlangsung Damai, Reuni 212 Dinilai Jadi Role Model

Reuni 212 disebut bisa menjadi panutan bagi Indonesia dalam kegiatan di ruang publik

Rep: Mabruroh/ Red: Karta Raharja Ucu
Peserta reuni aksi 212 mengumpulkan sampah seusai Reuni Aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Peserta reuni aksi 212 mengumpulkan sampah seusai Reuni Aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reuni 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Ahad (2/12) diapresiasi Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner, Emrus Sihombing. Menurutnya, reuni yang berjalan damai dan tertib itu bisa menjadi role model bagi Indonesia, bahkan dunia.

“Mengapa tidak proses perencanaan dan pelaksanaan Reuni 212 ini dibuat menjadi role model,” ucap Emrus dalam siaran pers pada Senin (3/12).

Terlepas dari agenda dan wacana sebagian anggota masyarakat yang menilai reuni 212 bermuatan politik, ia justru menilai pelaksanaan Reuni 212 berlangsung sangat baik, tertib, dan teratur, meski diikuti banyak peserta. Ia menyarankan ke depan kegiatan publik seperti konser, silaturahim politik, perayaan pergantian tahun, penyampaian aspirasi atau kegiatan lain yang mengikutsertakan masyarakat banyak, dapat mencontoh peserta Reuni 212.

Karena lanjut dia, berlangsungnya kegiatan tersebut pasti tidak lepas dari banyak unsur yang saling bekerja sama dengan baik. Yakni panitia, pemerintah daerah, kepolisian, media masa, serta masyarakat peserta reuni sendiri.

“Jadi menurut saya, keempat unsur tersebut telah melakukan relasi kesetaraaan, kebersamaan, saling memahami serta saling menghormati tugas pokok dan fungsi antara satu dengan lain, sehingga tidak terjadi semacam ego sektoral yang tidak penting di antara mereka,” ucapnya.

Karena itu, Emrus berpendapat, pelaksanaan Reuni 212 ini sangat pantas menjadi role model untuk Indonesia kedepan ketika sekelompok masyarakat melakukan kegiatan di ruang terbuka. Termasuk sambungnya dalam penyampaian aspirasi kepada pemerintah maupun kepada lembaga legislatif.

“Untuk itu, saya juga menyarankan kepada KPU, Bawaslu, para aktor politik, partai politik, panitia Reuni 212 dan pemerintah secara bersama-sama membentuk tim pengkajian untuk mempelajari secara mendalam dan holistik terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan Reuni 212 ini,” sarannya.

Hasil kajian ini tambahnya, dapat melahirkan model pelaksanaan suatu kegiatan yang mengikutsertakan sangat banyak orang, namun berjalan dengan tertib. Model ini juga diharapkan menjadi pedoman kredibel di tanah air dan bisa jadi rujukan negara-negara lain di seluruh dunia.

“Indonesia selanjutnya bisa menjadi tempat studi banding bagi berbagai negara di dunia dalam mengelola kegiatan yang mengikutsertakan banyak sekali orang di ruang publik dengan berbagai kemasan acara, termasuk dalam bentuk penyampaian aspirasi publik di ruang terbuka,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement