Rabu 05 Dec 2018 10:26 WIB

Mendes Minta Purnabhakti Tetap Bimbing ASN

Kemendes PDTT harus membangun sebanyak 74.957 desa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo melepas sebanyak 132 purnabhakti di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Selasa (4/12) malam.
Foto: kemendes PDTT
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo melepas sebanyak 132 purnabhakti di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Selasa (4/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo melepas sebanyak 132 purnabhakti di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Selasa (4/12) malam. Ia meminta purnabhakti untuk tetap berkontribusi membimbing para Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Pengalaman bapak/ibu (purnabhakti) tentunya luar biasa. Saya harap ketika dibutuhkan, bapak/ibu tetap memberikan pengalamannya untuk kita semua. Seperti yang sama-sama kita ketahui, kita masih kekurangan tenaga, kekurangan pegawai. Sementara pekerjaan kita sangat banyak," ungkap Eko.

Ia mengatakan, Kemendes PDTT memiliki tugas penting untuk mengentaskan kesenjangan dan kemiskinan di desa. Di samping itu, Kemendes PDTT harus membangun sebanyak 74.957 desa. Menurutnya, keberhasilan Kemendes PDTT dalam menjalankab tugas tersebut menjadi penentu apakah Indonesia menjadi negara maju atau tidak ke depannya.

photo
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo melepas sebanyak 132 purnabhakti di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Selasa (4/12) malam.

"Tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sangat penting. Pertama untuk menjaga kesatuan dan persatuan, yang tentunya menjadi modal utama untuk kita menjadi bangsa yang lebih baik. Seperti yang diprediksi oleh banyak lembaga dunia bahwa tahun 2050 Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi nomor 4 dunia," kata dia.

Menurut Eko, perjuangan untuk mengentaskan kesenjangan dan kemiskinan di perdesaan perlahan telah membuahkan hasil. Dalam satu tahun terakhir misalnya, telah terjadi penurunan kemiskinan di desa hingga 1,2 juta jiwa. Berbanding jauh dengan penurunan kemiskinan di kota yang berjumlah 580 ribu jiwa.

"Saya tahu bapak/ibu (purnabhakti) kadang harus masuk ke hutan, kerja sampai malam. Tapi atas kerja keras itu kita mampu mengurangi kemiskinan secara signifikan. Kerja keras bapak/ibu dalam satu tahun terakhir telah membantu mengurangi kemiskinan di perdesaan yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat lebih besar dari jumlah penurunan kemiskinan di kota," kata dia.

Karena itu, Eko berharap, para purnabhakti dapat berkontribusi aktif dalam memberikan sejumlah pelatihan kepada para ASN. Untuk itu ia meminta para purnabhakti untuk membentuk sebuah komunitas khusus yang menjadi wadah perkumpulan purnabhakti di lingkungan Kemendes PDTT.

"Atas nama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan atas nama pemerintah saya mengucapkan beribu, berjuta terima kasih kepada bapak/ibu PNS yang sudah memasuki masa purnabhakti. Saya minta supaya bikin suatu asosiasi perkumpulan yang bisa memediasi komunikasi antar kita dengan para purnabhakti," ujarnya.

Di sisi lain ia mengatakan, akan membantu para purnabhakti yang akan beralih profesi menjadi pengusaha. Menurutnya, baik purnabhakti maupun yang masih aktif menjadi karyawan harus saling membantu satu sama lain.

"Kita pikirkan kewirausahan bagi purnabhakti. Karyawan yang jasanya sangat jelas ini harus kita bantu. Itu baru namanya kebersamaan. Saya yakin hubungan kita akan terus mesra. Saya yakin reunian seperti ini tidak akan cuma sekali," ujar Eko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement