REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak 16 jenazah korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Barat di terbangkan ke Pangkalan Udara Lanud Sultan Hasanuddin Maros, Makassar Sulawesi Selatan, Jumat (7/12). Rencananya para jenazah tersebut akan tiba di bandara setempat pada pukul 18.06 WITA dengan menggunakan pesawat Hercules Alfa 1331 milik TNI AU.
"Dari total 16 peti jenazah, 14 peti jenazah diturunkan di Lanud, dua lainnya akan digeser ke Jakarta," sebut Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Hasanuddin, Mayor Sus Henny Purwanny di kantornya.
Sedangkan untuk 14 peti jenazah, sembilan peti diambil langsung pihak keluarga yakni dari Kabupaten Gowa Sulsel, Makassar, dan tujuh jenazah akan dibawa ke Tana Toraja, Sulsel.
Selanjutnya, tiga peti jenazah akan dibawa ke Palu, Sulawesi Tengah, satu peti jenazah di Kalimantan Timur dan satu lainnya ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Seluruh korban tersebut sudah teridentifikasi.
Untuk kedatangan Panglima TNI Marsekal Hadi Chayanto bersama Wakapolri Komjen Pol Aridono dari Papua ke pangkalan Udara Lanud Sultan Hasanuddin Maros, diperkirakan tiba pada pukul 16.45 WITA mengunakan pesawat Boeing 1305.
Saat ditanya apakah ada upacara militer saat tiba di pangkalan udara setempat, kata Henny, belum bisa dipastikan. Namun nanti dilihat kondisinya terakhirnya apa diperlukan atau tidak tergantung dari perintah panglima.
"Kita lihat nanti apakah itu diperlukan atau tidak. Saat ini kami masih menunggu dan mempersiapkan segala sesuatunya," tambah dia.
Jumlah korban penembakan di Nduga, Papua Barat yang tiba di Lanud Hasanuddin yakni Muhammad Agus (Gowa) Fais Syaputra (Makassar), Yusafat (Palu) Yusran (Palu) dan Aris Usi (Palu). Untuk jenazah tujuan Tana Toraja (Tator) Sulsel, yakni Alipanus, Carly Fattino, Agustinus, Anugerah, Dino Kondo, Danil Karre, dan Marcus Allo.
Sedangkan jenazah untuk tujuan Kalimantan Timur adalah Samuel Pakiding dan jenazah asal NTT yakni Emanuel Beli Naikteas. Untuk dua jenazah lainnya akan dibawa ke Jakarta dengan tujuan ke Sumatera Utara yakni Jegri Simare Mare, dan Efrandi Hutagaol. Jumlah total sebanyak 16 peti jenazah.