Selasa 11 Dec 2018 16:10 WIB

Mengenal Desain Lengkungan Tapal Kuda

Dalam Islam, tapal kuda adalah simbol kesucian.

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Cordoba, Spanyol.
Foto: en.wikipedia.org
Masjid Agung Cordoba, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lengkungan tapal kuda didasarkan pada lengkungan semilingkaran. Namun, ia berkembang lebih jauh. Tidak terlalu kuat, tapi terlihat mengesankan. Lengkungan ini adalah jenis lengkungan yang pertama kali diadaptasi Muslim.

Lengkungan tapal kuda digunakan pada Masjid Agung Damaskus yang dibangun antara 706 dan 715 M. Dalam Islam, tapal kuda adalah simbol kesucian. Secara struktural, lengkungan ini memberi kesan tinggi pada ruangan.

Lengkungan ini pertama kali dipakai di Eropa pada Masjid Agung Cordoba. Pembangunannya dimulai pada 756 M dan berlangsung sampai 40 tahun. Jenis lengkungan ini kemudian menyebar ke Mozarab, Kristen Spanyol di Andalusia.

Desain ini bisa ditemukan pada bangunan Beatus of Lebana. Ini adalah tempat ibadah luas yang dibangun bergaya Moor dengan lengkungan tapal kuda yang dibangun biksu dari Cordoba pada 913 M.

Baca: Corak Lengkungan dalam Arsitektur Islam

Lengkungan tapal kuda dikenal dengan lengkungan Moor. Sangat populer pada masa Victoria. Sampai saat ini bisa dilihat pada pintu masuk stasiun kereta di Liverpool dan Manchester atau di gerbang depan Sinagoge Cheetham Hill di Manchester.

Selanjutnya, lengkungan berpotongan. Muslim sangat menguasai pembuatan lengkungan. Mereka kemudian bereksperimen dengan lengkungan yang spektakuler. Disebut demikian karena bentuk dan teknik konstruksi yang dibuat.

Lengkungan berpotongan mampu menciptakan bangunan yang lebih besar karena penambahan lengkungan kedua di atas lengkungan pertama dan seterusnya. Lengkungan jenis ini bisa dilihat di Masjid Agung Cordoba.

Ketiga, lengkungan runcing. Keuntungan utama menggunakan lengkungan runcing adalah ia berpusat pada daya topang kubah pada area vertikal yang sempit. Lengkungan ini biasa ditemukan pada arsitektur Gothik Eropa. Artinya, dinding bisa terlihat lebih ringan, tapi mampu menopang kubah yang lebih besar dibandingkan lengkungan semilingkaran.

Keuntungan lain lengkungan jenis ini adalah pengurangan fondasi lateral kubah dan memungkinkan dibuat lengkungan pada kubah sehingga cocok untuk membuat bangunan di lahan manapun. Banyak orang berpikir lengkungan runcing adalah penemuan bangsa Eropa yang mencoba menemukan solusi pada kubah Romanesque.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement