REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arsitektur bangunan Terbentang di hampir delapan hektare, istana ini penuh dengan sentuhan seni yang begitu indah. Nuansa Arab begitu kental pada setiap sudut bangunan. Istana ini juga didesain dengan banyak halaman dan taman. Di sana terdapat pohon jeruk, pisang, cemara, kembang sepatu, dan melati.
Arsitek Mohammed al-Makki Melengkapi istana dengan kamar dan salon dalam labirin, dengan masjid, sekolah Alquran, area wanita, hammam, istal, taman dekat ke barat taman Istana Bahia.
Istana ini terlihat indah ketika Ahmed ben Moussa menempatinya. Taman dipenuhi dengan tum buhan yang rimbun. Kamar- kamar dihiasi dengan gaya Maroko yang sangat elegan, ples teran dan kayu yang terukir untuk mencerahkan setiap kamar. Taman dijejali pohon-pohon jeruk dan percikan air mancur.
Perapian dan lantai keramik luar biasa cerah. Jendela kaca menghasilkan pola warna-warni di bawah sinar ma tahari sore. Kayu yang dicat berbagai warna dengan ukiran unik adalah ciri khas istana ini.
Setelah kematian Ahmed pada 1900, istana kosong dan semua barang berharga dihilangkan. Kini, pengunjung dapat datang setiap hari mulai pukul 09.00 pagi hingga 16.00 waktu setempat. Pengunjung dapat merogoh kocek sekitar 70 dirham atau Rp 270 ribu.