REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Pemerintah melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Sumatra Barat sedang mengebut pengerjaan jembatan bailey sebagai pengganti jembatan Sungai Kalu yang ambruk pada Senin (10/10) lalu. Targetnya, jembatan darurat bisa dilewati pengendara pada akhir pekan ini. Namun, pemerintah merancang rekayasa lalu lintas khusus jalur Padang-Bukittinggi dan sebaliknya, karena jembatan darurat nanti hanya bisa dipakai untuk satu jalur.
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengungkapkan, rekayasa lalu lintas yang sedang digodok adalah membuat jalur Padang-Bukittinggi menjadi satu arah. Nantinya, pengendara dari Kota Padang menuju Bukittinggi akan diarahkan melewati jalur yang saat ini terputus, alias melalui jembatan darurat. Sebaliknya, pengendara dari Kota Bukittinggi menuju Padang akan diarahkan melalui jalur Malalak yang tembus ke daerah Sicincin, Padang Pariaman. Kedua jalur itu dibuat satu arah.
"Supaya pengendara tertib, kebijakan itu dilakukan setelah jembatan darurat bisa dilalui. Kami akan buat sign board untuk satu arah pergi dan satu arah pulang agar tidak antrean panjang," jelas Irwan saat mengunjungi jembatan Sungai Kalu yang saat ini masih terputus, Rabu (12/12).
Irwan mengatakan, prioritas saat ini adalah menghubungkan lagi jalur Padang-Bukittinggi. Ia mengungkapkan bahwa jalur ini adalah jalur paling strategis bagi Sumatra Barat karena menghubungkan Kota Padang dan kota-kota lainnya sebagai sentra ekonomi, yakni Bukittinggi, Batusangkar, dan Payakumbuh.
"Karena di sini paling padat dan datangi kunjungi daerah wisata. Sekaligus distribusi barang dan jasa lewat sini," ujarnya.
Rencananya, pemerintah juga akan merampungkan rancang bangun jembatan permanen paling cepat tiga bulan lagi. Targetnya, jembatan permanen bisa dirampungkan pembangunannya pada akhir 2019 mendatang.
Baca juga, Jembatan Darurat Padang-Bukittinggi Bisa Dipakai Akhir Pekan