REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam tak hanya dikenal melalui para cendekiawannya yang cemerlang. Namun, umat Islam juga melahirkan banyak pedagang andal yang menggerakkan kehidupan ekonomi. Aktivitas perdagangan menyatu dalam kehidupan umat Islam.
Muhammad, sang nabi, pun merupakan seorang yang piawai dalam dunia dagang. Banyak pula sahabat yang berkecimpung dalam perdagangan hingga mampu menopang dakwah Islam. Pada masa selanjutnya, perdagangan kian berkembang di tangan umat Islam.
Makkah yang menjadi tempat kelahiran Islam, selain menjadi pusat kegiatan keagamaan karena adanya Ka'bah, juga mewujud sebagai pusat perdagangan. Demikian pula Madinah. Kedua kota ini sarat dengan pedagang dan aktivitas perdagangan.
Para pedagang Muslim kemudian menjelma menjadi sebuah komunitas perdagangan yang aktif. Seiring perkembangan dan kekuasaan Islam, kegiatan dagang Muslim kian maju pula. Ini terjadi saat kekuasaan Islam membentang dari Turkestan hingga Samudera Atlantik.
Kekuasaan Islam juga meliputi tiga perempat Laut Mediterania, termasuk Andalusia yang kini dikenal dengan sebutan Spanyol. Pengaruh Islam yang besar ini menghubungkan kegiatan politik dan ekonomi antara Mediterania dan Samudra Hindia.
Maka, kafilah dagang yang bergerak antara Samudra Hinda dan Laut Mediterania singgah pula di Semenanjung Arabia untuk melakukan perdagangan. Pedagang Muslim pun terhubung dengan para pedagang dari India, Malaya, dan Indonesia.
Kian luasnya jejaring perdagangan ini membuat pedagang Muslim menjadi penghubung antara Barat, baik melalui Mediterania atau Baltik maupun Timur Jauh. Mereka membawa bahan pembuat gula dari India dan juga membawa kapas ke Sisilia dan Afrika serta beras ke Sisilia dan Spanyol.
Dari Cina, pedagang Muslim belajar bagaimana membuat sutra dan kertas, termasuk penggunaan kompas dan angka dari India. Di mana pun berada, mereka selalu mampu menggerakkan kehidupan bisnis dan meningkatkan nilai tukar barang.
Keuntungan dari kegiatan dagang tersebut menjadi sumber penghasilan penting, baik para pedagang Muslim itu sendiri maupun pemerintah Islam saat itu.