REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anthony Garnaut, pakar interaksi budaya Cina dan Islam, dikutip laman Muslimheritage, mengungkapkan, Islam memberikan pengaruh pada teknologi, sains, filsafat, dan seni. Dalam sebuah produk budaya, bisa ditemukan motif dekoratif dari arsitektur dan kaligrafi Islam Asia Tengah.
Pengaruh lainnya adalah soal kehalalan pada makanan, terutama di wilayah utara Cina. Selain itu, ilmu pengobatan Islam memberikan pengaruh pula pada pengobatan Cina. Mengambil kekuasaan Mongol sebagai titik masuk, tradisi Muslim juga melekat pada sejumlah bidang lainnya.
Misalnya, tradisi Muslim dalam arsitektur, makanan, epigrafi, dan budaya menulis. Terkait penaklukan oleh Mongol, Garnaut mengungkapkan, pada 1215, Mongol menguasai ibu kota pemerintahan Dinasti Jin, Zhongdu, yang sekarang ini terletak di Beijing.
Setengah abad kemudian, Khubilai Khan, yang meneruskan kepemimpinan kekaisaran Mongol, membangun ibu kota baru yag disebut Khanbaliq atau Kota Khan. Jaraknya tak begitu jauh dari reruntuhan ibu kota pemerintahan Dinasti Jin.
Banyak seniman dari negara Muslim di Asia Tengah dan Barat, yang ditaklukkan Mongol dibawa ke Khanbaliq untuk membantu pembangunan kota baru itu. Misalnya, ada Muslim bernama Amir al-Din, yang merancang Qionghua Island, yang kini wilayah Beihai Park, Beijing Tengah.
Ketika Dinasti Yuan berkuasa, mereka mendirikan pelabuhan Quanzhou. Di wilayah itu, ditemukan sejumlah batu monumen dan prasasti warisan komunitas Islam di sana. Lebih dari 300 batu prasasti juga terdapat pada makam Islam dan masjid-masjid di distrik Quanzhou.