Sabtu 15 Dec 2018 20:49 WIB

Politikus Gerindra Sentil PSI Soal Larangan Poligami

Seharusnya jangan berdebatkan poligami, tapi bagaimana caranya memerangi prostitusi

Andre Rosiade
Foto: Facebook
Andre Rosiade

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Larangan poligami yang disuarakan Ketua Umum PSI, Grace Natalie menimbulkan pro dan kontra. Politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade mengaku tidak setuju dengan seruan tersebut.

Menurut Andre, poligami sudah diatur dalam agama masing-masing dan tak perlu diributkan. "Menikah itu kan hak konstitusi orang ya, masing-masing agama yang kita anut sudah mengatur poligami itu. Ada yang boleh di Islam, maupun ada yang tidak boleh di agama Kristen maupun Katolik. Saya rasa gak usah sampe kita mengatur ranah pribadi seperti itu," kata Andre dalam keterangannya, Sabtu (15/12).

Wasekjen Gerindra ini menegaskan, mestinya PSI melarang perzinahan bukan persoalan poligami yang justru sudah masuk ranah rumah tangga orang. Menurut dia, sikap PSI menolak poligami aneh, sebab poligami dilegalkan dalam agama Islam.

"Harusnya Grace itu bicara soal bagaimana memerangi prostitusi," ucapnya.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ini makin geram bila larangan poligami sekadar untuk menghargai kaum perempuan. Andre mencontohkan Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam yang menikahi perempuan lebih dari satu.

"Emang Nabi Muhammad menikah dengan banyak istri itu berarti gak menghargai perempuan gitu? Jadi tolong lebih baik kita fokus bicara ekonomi saja, bicara hal-hal perbaikan, gak usah poligami," ujar Andre.

Dia berpendapat, poligami adalah urusan antara manusia dengan Tuhannya. "Masih banyak masalah bangsa ini yang sulit ngurus poligami, lalu orang poligami gak boleh? Berzina boleh gitu? Tak usah urusin orang lain," ucap dia.

Poligami, kata dia, tidak masalah asal rumah tangganya tetap harmonis, tidak korupsi dan merugikan negara. "Ngapain ngurusin orang, di Islam boleh kok."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement