REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menghadiri kegiatan Haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (17/12). Pada kegiatan yang juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo tersebut ia mengaku kagum dengan sosok Gus Dur.
"Gus Dur bapak bangsa. Gus Dur adalah orang yang peduli terhadap pluralisme, anti diskriminasi, mengangkat sisi kemanusiaan," ujarnya.
Menteri Eko mengatakan, ajaran dan semangat pluralisme yang diajarkan Gus Dur masih sangat relevan diterapkan untuk mencapai prestasi tersebut. Bahkan menurutnya, ajaran Gus Dur tersebut adalah kunci bagi keberhasilan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi Indonesia.
"Karena kunci dari keberhasilan Indonesia untuk menjadi negara maju seperti yang diprediksi survei dari negara lain adalah menjaga kesatuan dan persatuan. Nah Gus Dur, yang diajarkan dengan nilai-nilai pluralisme itu penting," ujarnya.
Sebelumnya, terkait upaya mencapai prestasi Indonesia menjadi negara dengan ekonomi nomor 4 dunia tersebut ia mengatakan, harus diimbangi dengan pengurangan angka kemiskinan. Salah satu upaya mengantisipasi hal tersebut, adalah melalui program dana desa.
"Kalau kita tidak perhatian desa, maka akan terjadi kesenjangan. Ini akan menimbulkan gejolak sosial. Maka prediksi pengamat yang mengatakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 4 dunia tidak akan tercapai," ujarnya.
Adapun total dana desa sejak tahun 2015-2018 yang disalurkan sebesar Rp 187 Triliun. Dana desa yang disalurkan setiap tahun meningkat, yakni tahun 2015 sebesar Rp 20 triliun, tahun 2016 Rp 46,9 trliun, tahun2017 Rp 60 triliun, tahun 2018 Rp 60 triliun. Tahun depan, dana desa kembali meningkat yakni Rp 70 triliun.
"Kalau untuk penyerapan dana desa (tahun 2018) tahap satu, tahap dua sudah 100 persen. Kalau tahap ke tiga, penyaluran ke kabupaten sudah seratus persen. Sampai desa baru sekitar 80-an persen," kata dia.