REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah seorang juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley mengatakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunjungi Turki pada 2019 mendatang.
Undangan itu disampaikan tak lama setelah Trump memutuskan menarik mundur pasukannya dari Suriah.
"Sementara belum ada kepastian yang direncanakan, Presiden Trump terbuka untuk pertemuan potensial tahun depan," ujar Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Selasa (25/12).
Baca juga, Trump akan Tarik Seluruh Pasukan AS di Suriah.
Kedua sekutu NATO telah mengahadapi isu-isu utama, di antaranya konflik Suriah. Trump memutuskan menarik pasukan AS di Suriah. Trump menilai perlawanan terhadap ISIS telah berakhir.
Isu lain yakni soal pembunuhan jurnalis Saudi yang tinggal di AS Jamal Khashoggi yang tewas di konsulat Saudi di Istanbul. Trump tetap ingin mempertahankan hubungan dengan Saudi. Sementara Turki menyeru penyelidikan internasional.
Dalam perbincangan melalui telepon pada Ahad lalu, Trump dan Erdogan setuju berkoordinasi untuk mencegah kekosongan otoritas ketika AS menarik diri dari Suriah.
Erdogan pun menyambut keputusan mendesak Trump pekan lalu untuk menarik pasukan Amerika dari Suriah untuk menghindari sumber gesekan antara kedua negara. Turki berencana untuk menggelar operasi militer terhadap milisi Kurdi yang selama ini dapat bantuan dari AS.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, keputusan Trump menarik pasukan pekan lalu belum dibicarakan dengan Erdogan. Sehingga, para pejabat militer AS akan mengunjungi Turki pekan ini guna membahas rinci menyoal penasikan pasukan AS dari Suriah.