Selasa 25 Dec 2018 12:51 WIB

Setelah 20 Tahun, Film Kuldesak Kembali Ditayangkan

Pada masa itu proses pembuatan Kuldesak dianggap ilegal.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Film Kuldesak
Foto: Day for Night Film
Film Kuldesak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Kuldesak perdana ditayangkan di bioskop 20 tahun silam, tepatnya pada 27 November 1998. Setelah dua dekade, film bergenre komedi gelap kolaborasi empat sutradara Indonesia itu akan kembali diputar.

Berkas hasil digitasi materi film akan ditayangkan pada satu jadwal pemutaran di sembilan kota 30 Desember 2018 mendatang. Penikmat film bisa menyaksikannya di bioskop XXI Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, dan Padang.

Kuldesak merupakan gabungan empat segmen cerita yang dijahit menjadi satu. Masing-masing ditulis dan disutradarai oleh Mira Lesmana, Nan Achnas, Riri Riza, dan Rizal Mantovani. Cerita berfokus pada empat anak muda di Jakarta pada pertengahan 1990-an.

Konflik mereka dieksplorasi dalam 110 menit durasi. Ada Dina (Oppie Andaresta), penjaga loket bioskop yang terobsesi pada pembawa acara TV populer. Kemudian Andre (Ryan Hidayat), musisi tidak bahagia yang selalu menyamakan diri dengan vokalis Nirvana, Kurt Cobain.

Sementara Aksan (Wong Aksan), bermimpi menjadi sineas tapi tak punya dana untuk membuat film. Tokoh terakhir yang tidak kalah penting yaitu Lina (Bianca Adinegoro), pegawai biro iklan yang hendak membalas dendam atas perlakuan tidak senonoh dari atasannya.

Sineas Mira Lesmana menjelaskan, Kuldesak diproduksi secara bergerilya sejak 1995 hingga 1998. Proses pembuatannya dianggap ilegal lantaran pada masa tersebut menjadi sutradara harus memenuhi berbagai persyaratan rumit.

Terlebih, saat itu perfilman Indonesia tengah vakum. Sudah sekitar 10 tahun tidak ada sineas dalam negeri yang memproduksi film. Tidak heran jika Kuldesak disebut sebagai penanda era baru perfilman Indonesia yang mengorbitkan nama Mira dan keempat rekannya.

Mira yang kini lebih memilih menjadi produser film mengatakan, refleksi 20 tahun Kuldesak perlu sebagai pengingat. Apalagi, Kuldesak benar-benar dibuat dengan prinsip gotong-royong, di mana seluruh pemain dan kru tidak dibayar sepeser pun.

"Semua bergerak membuat sesuatu untuk perfilman Indonesia. Generasi film yang baru bisa menengok ke belakang dan belajar dari proses dan semangat berjejaring itu, juga melihat karakter-karakter dalam film yang memiliki referensi budaya pop pada masanya," ungkap Mira.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement