Kamis 27 Dec 2018 19:09 WIB

10 Jenazah Korban Tsunami Belum Teridentifikasi

Jenazah-jenazah itu saat ini disimpan di ruang jenazah RSU Pandeglang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bayu Hermawan
Petugas mengevakuasi jenazah korban bencana Tsunami di Kawasan Sumur, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas mengevakuasi jenazah korban bencana Tsunami di Kawasan Sumur, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sebanyak 10 jenazah korban tsunami Selat Sunda yang berada di Rumah Sakit Umum (RSU) Berkah, Kabupaten Pandeglang, belum teridentifikasi. Kurangnya data antemortem menjadi salah satu penyebab jenazah-jenazah itu belum teridentifikasi hingga saat ini.

Kabid Dokkes Polda Banten AKBP dr Nariyana mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah menangani 243 jenazah yang masuk. Sejumlah 233 jenazah sudah berhasil diidentifikasi. Ia melanjutkan, ada 232 jenazah yang sudah diambil oleh pihak keluarga. Sementara satu jenazah teridentifikasi belum diambil hanya satu.

"Sekarang keluarganya dari Bekasi menuju ke sini," kata dia saat ditemui Republika di RSU Berkah, Kabupaten Pandeglang, Kamis (27/12).

Sementara pada Kamis (27/12) pihaknya menerima satu kedatangan jenazah. Menurut Nariyana, jenazah itu langsung berhasil diidentifikasi. "Hari ini datang satu jenazah, kemarin empat. Moga-moga gak tambah lagi," ujarnya.

Terkait 10 jenazah yang belum teridentifikasi, menurutnya saat ini masih baik kondisinya. Ia mengatakan, jenazah itu ada yang didatangkan pada hari pertama, kedua, maupu ketiga, pascatsunami. Nariyana menjelaskan, ada tiga faktor yang menyebabkan jenazah belum juga teridentifikasi. Pertama, data antemortem atau informasi sebelum meninggal tidak masuk ke tim DVI. Artinya, belum ada keluarga korba yang melapor kehilangan anggota keluarganya.

"Kalau keluarga lapor kan kita ada informasi, misalnya ciri-cirinya. Kalau tidak ada yang lapor kan kita bingung. Jadi gak ada data antemortem atau masyarakat yang merasa kehilangan melapor kita," jelasnya.

Selain itu, faktor kedua yang menyulitkan identifikasi adalah tidak ditemukannya identitas diri yang melekat pada korban. Terakhir, lanjut dia, sidik jari korban sudah rusak. Nariyana menegaskan, pihaknya telah meminta Bidang Humas Polda Banten untuk memublikasikan ciri-ciri kondisi jenazah. Ia berharap, ada masyarakat yang mengenal ciri-ciri tersebut. Nariyah juga mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya akibat tsunami untuk melapor langsung ke RSU Berkah.

"Nanti saya persilakan keluarga atau kerabat untuk melihat foto korban," ucapnya.

Menurutnya, pihaknya akan berusaha maksimal untuk mengindentifikasi jenazah yang datang. Ia mengatakan, setiap jenazah sudah diidentifimasi juga sudah diambil DNA-nya.  Dengan adanya lemari pendingin, ia mengatakan, jenazah akan tahan selama satu bulan. Setelah itu, langkah selanjutnya akan dibicarakan bersama.

"Apakah penguburan massal, itu nanti dibicarakan Pemda untuk memutuskan," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement