Jumat 28 Dec 2018 00:25 WIB

BUMN Bantu Korban Tsunami Lampung Rp 1,27 M

Bantuan terkumpul dari 27 BUMN yang tersebar di Provinsi Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
BUMN Peduli bantu korban dan pengungsi bencana tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (27/12).
Foto: Humas PTPN VII
BUMN Peduli bantu korban dan pengungsi bencana tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- BUMN yang dikomandoi PTPN VII dan PT Bukit Asam menghimpun dan menyalurkan bantuan senilai RP 1,277 miliar kepada korban dan pengungsi bencana tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (27/12). Bantuan berupa pangan, peralatan mandi dan masak, obat-obatan dan perlengkapan bayi.

Bantuan tersebut terkumpul dari 27 BUMN yang tersebar di Provinsi Lampung. Selain menyalurkan bantuan pangan dan peralatan rumah tangga, BUMN juga mengerahkan alat berat seperti eskavator untuk membantu proses evakuasi korban tsunami di berbagai tempat di Lampung Selatan.

"Kami datang dan buka posko sejak hari pertama tanggap darurat, Ahad (23/12) sore. Tim tanggap darurat kaki dibantu relawan dari Watala. Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik,” kata Dirut PTPN VII M Hanugroho dalam keterangan persnya, Kamis (27/12).

Ia mendapat tugas dari Kementerian BUMN untuk menjadi kordinator tanggap darurat BUMN untuk bencana di Lampung Selatan ini. Untuk bantuan pengerahan alat berat berasal dari PT Waskita Karya yang kebetulan sedang mengerjakan jalan tol JTTS yang tak jauh dari lokasi bencana.

Pihaknya masih terus menggalang bantuan dari BUMN yang berada di Lampung untuk menyalurkan bantuannya. Fungsi posko, kata dia, selain untuk kordinasi bantuan yang akan disalurkan, juga untuk memantau kebutuhan mendesak yang dibutuhkan masyarakat.

"Tugas tim kami di posko adalah menjembatani bantuan dari kolega kami sesama BUMN. Selain itu, menidentifikasi apa yang paling mendesak. Misalnya yang paling urgen adalah selimut, maka bantuan seri berikutnya kami minta dikirim selimut," kata dia.

BUMN mendirikan posko di Desa Banding, Rajabasa, Lampung Selatan, gabungan dari Bukit Asam, PLN, BNI, BRI, Bank Mandiri, Telkom, Telkomsel, Jamkrido, KAI, Pegadaian, BTN, PGN, Jasa Raharja, Semen Baturaja, Hutama Karya, Waskita Karya, Adhi Karya, PP, Kimia Farma, Wijaya Karya, Askrindo, Bulog, Pelni, dan Wika Beton.

Berdasarkan data di Posko Pemkab Lamsel, korban meninggal dunia akibat tsunami di Lampung Selatan 112 orang, 13 orang hilang, 2.446 orang luka-luka. Kerusakan rumah tercatat 494 rusak berat, rusak sedang 70 rumah, sedangkan rusak ringan 94 unit.

"Akibat tsunami ini, ada 7.401 pengungsi dari desa-desa terdampak di sembilan kecamatan. Mereka ditampung di beberapa tempat fasilitas umum. Juga di tenda-tenda yang kami bangun," kata Syahroni, sekretaris BPBD Lampung Selatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement