Sabtu 29 Dec 2018 13:42 WIB

Bawaslu Jabar Gandeng Mahasiswa Tolak Kampanye Berbau SARA

Mahasiswa pun harus berani mengkampanyekan untuk menolak politik uang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Politik Uang
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Politik Uang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat menggelar sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif, bagi mahasiswa se- Jawa Barat, di Ballroom Hotel Ibis, Kota Bandung, Sabtu (29/12). Menurut Ketua Bawaslu Jawa Barat Abdullah, ada dua alasan mengapa mahasiswa dilibatkan dalam pengawasan Pemilu ini. 

Pertama adalah partisipasi politik mereka dalam menentukan hak pilih. Kedua level partisipasinya meningkat, bukan hanya pemilih tapi dalam hal pengawasan pemilu.

"Yakni, mengawasi soal menolak kampanye yang bernuansa sara, menolak kampanye yang bernuansa hoaks, dan black campaign," ujar Abdullah kepada wartawan.

Abdullah mengatakan, yang terpenting juga mahasiswa berani mengkampanyekan untuk menolak politik uang di dalam tahapan kampanye. Sehingga, Pemilu di Jawa Barat akan melahirkan kontestasi yang fair, yang mencerahkan, mencerdaskan, tidak saling menjatuhkan, menegasikan, apalagi membangun narasi yang kebencian.

"Pemilu ini adalah hajat demokrasi bagi publik. Maka penting keterlibatan publik dalam mengawasi pemilu agar proses pemilu terkawal, secara prosedural, dan tahapan kepatuhan kontestan pemilu mengikuti kaidah hukum pemilu," paparnya.

Menurut Abdullah, ratusan mahasiswa tersebut berasal dari berbagai organisasi. Yakni, mulai dari organisasi ekstra kampus sampai internal kampus.

"Mereka kami cekoki pengetahuan, untuk bersama-sama mengawal proses demokrasi di Jawa Barat," katanya.

Abdullah menilai, mahasiswa sebagai agen perubahaan dan alat kontrol sosial mempunyai peranan penting dalam mengawal demokrasi hari ini. Dengan kesadaran politik yang dimiliki mahasiswa, diharapkan dapat memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. 

Bawaslu Jabar pun, kata dia, menganggap penting bersinergi dengan mahasiswa. Karena mahasiswa memiliki kesadaran politik yang cukup tinggi. Serta, memiliki jaringan yang cukup luas. 

"Ini menjadi modalitas penting bagi kami dalam jajaran pengawas pemilu, untuk bersinergi bersama soal isu-isu strategis pengawasan pemilu, dan isu-isu partisipatif pengawasan pemilu," kata Abdullah. N Arie Lukihardianti

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement