REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Arifin Ilham
Tingkat takwa tertinggi adalah selalu merasa dirinya banyak dosa.
Jangan merasa diri kita "saleh" walaupun kita tekun shalat lima waktu sehari semalam serta tepat pada waktunya.
Jangan merasa diri kita "dermawan" walaupun kita bersedekah setiap hari, malah lebih banyak nilai disedekahkan.
Jangan merasa diri kita "alim" walaupun hari-hari kita banyak memberikan nasehat dan menegur orang lain yang berbuat khilaf.
Jangan merasa diri kita "mulia" walaupun kita sudah pakai jubah, bersorban, berhijab menutup aurat dengan sempurna.
Jangan merasa diri kita "baik" walaupun setiap malam kita melakukan shalat Tahajjud, Witir, Hajat dan amalan sunnah lain.
Jangan merasa diri kita "suci" walaupun hari-hari kita selalu berjamaah di masjid untuk beribadah dan menambah ilmu.
Jangan merasa diri kita "bersih" walaupun setiap saat kita update status motivasi dakwah.
Jangan merasa diri kita "baik" walaupun setiap saat kita menolong orang lain.
Subhanallah, simaklah Kalam Allah ini dengan iman, "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci (orang baik) karena Allah-lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa.” (QS An Najm: 32)
Sitti Aisyah (ra) berkata, "Siapakah orang yang buruk?" dijawab olehnya, "yaitu orang yang merasa dirinya baik." Beliau ditanya lagi, "Siapakah orang yang baik?", maka dijawab, "yaitu orang yang merasa dirinya buruk.”
Mulai sekarang, jangan pernah lagi merasa diri kita lebih baik dari siapapun Sibukanlah diri asyik memperbaiki diri (muhasabah), hingga menghadap Allah husnul khotimah, aamiin.