Senin 31 Dec 2018 23:00 WIB

Ada Hikmah di Balik Musibah

Ujian bisa membuat bangsa Indonesia menjadi besar.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Mendikbud Prof Muhadjir Effendy.
Foto: UMM
Mendikbud Prof Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang tahun 2018, Tanah Air didera beberapa bencana alam besar seperti gempa bumi, angin puting beliung, banjir, bahkan tsunami. Sejumlah kalangan menyampaikan keprihatinan terkait hal tersebut.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhadjir Effendi saat menghadiri Dzikir Nasional Republika menyampaikan, di balik musibah mengandung hikmah. Berdasarkan Alquran, musibah bisa dimaknai sebagai ujian dari Allah.

"Kalau ingin jadi pribadi atau bangsa yang besar dan kuat pasti akan menghadapi ujian, semakin berat cobaan berarti Allah memberi peluang untuk menjadi orang (atau bangsa) yang besar dan kuat," kata Muhadjir kepada Republika.co.id di Masjid At-Tin, Senin (31/12).

Ia berharap dan berdoa agar Bangsa Indonesia tidak diberi ujian yang tidak bisa dihadapi. "Mudah-mudahan berbagai ujian yang diberikan Allah kepada bangsa ini justru pertanda Allah menyayangi Indonesia," katanya.

Muhadjir yang juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, Allah memberikan ujian kepada Bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang besar. Sehingga bisa menjadi bangsa yang maju.

"Kita harus selalu berdoa, mudah-mudahan kita bisa menanggungnya (menanggung berbagai ujian dari Allah) dan menjadi bangsa yang kuat," ujarnya.

Muhadjir mewakili PP Muhammadiyah akan memberikan tausiyah di acara Dzikir Nasional sebagai puncak acara Festival Republik. Berdasarkan pantauan Republika.co.id pada Senin (31/12) malam, puluhan ribu jamaah mengikuti acara Dzikir Nasional di Masjid At-Tin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement