REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Cholidi Asadil Alam menilai, Dzikir Nasional bukanlah sebuah ajang untuk merayakan tahun baru tapi alternatif, termasuk untuk muhasabah diri. Karena itu, dia mengajak kepada para jama'ah untuk bersama-sama berzikir dan berdoa.
Apalagi, bangsa Indonesia belakangan ini tengah diuji musibah. Mulai bencana gempa bumi di Lombok, di Palu dan Donggala serta Tsunami di Selat Sunda.
"Mendoakan bangsa kita yang beberapa kali diuji oleh Allah. Gempa Lombok, Palu dan Donggala, Tsunami di Selat Sunda. Ini membuat kita harus semakin solid dalam mendoakan bukan hanya diri kita tapi keluarga kita bangsa kita. Inilah momentum yang baik daripada kita di pinggir jalan banyak mudharat dan sebagainya," tegas Cholidi.
atau lebih dikenal dengan Azam dalam film Ketika Cinta Bertasbih.
Cholidi berkesempatan menjadi salah satu pembicara acara Dzikir Nasional yang diselenggarakan oleh Harian Republika. Oleh karena itu, dia bersyukur kepada Harian Republika yang telah mengadakan acara yang bermanfaat di pengujung tahun 2018 ini.
"Saya mengucapkan terima kasih dan juga yang mendukung acara ini.
Saya sebenarnya sendiri pun tidak merayakan tahun-tahun baru masehi, dan mengenai doa dan dzikir bersama Republika ini. Sebenarnya ini (Dzikir Nasional) memberikan suatu alternatif daripada kita dipinggir jalan yang banyak mudharatnya," ungkap Cholidi di Masjid At-tin, Jakarta, Senin (31/12) malam WIB.
Dalam kegiatan di masjid dengan kapasitas sekitar 14.000 orang untuk di dalam masjid dan 11.850 orang di selasar tertutup dan plaza ini rencananya akan diisi dengan doa dan zikir bersama yang dipimpin pengasuh Majelis Az-Zikra. Ustaz Arifin Ilham. Sejumlah tokoh dijadwalkan hadir, antara lain, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Mendikbud Muhadjir Effendy, KH Cholil Nafis, serta tokoh lainnya.