REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Tumpukan sampah rumah tangga memenuhi Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Selain sampah, air kali ikut tercemar hingga mengeluarkan busa yang menjadi sumber penyakit.
Warga Desa Pahlawan Setia, Muhtasor (50 tahun) mengatakan, sampah pertama kali mengalir dan menumpuk sejak dua pekan yang lalu. Tepatnya, setelah dilakukan pengerukan kali dari tanaman eceng gondok yang menghambat aliran air.
“Sudah dikeruk dan bersih dari eceng gondok. Setelah beberapa hari muncul sampah dan terus bertumpuk seperti daratan. Ini kalau diinjak sudah keras, tidak tenggelam,” kata Muhtasor ketika ditemui Republika, Kamis (3/1).
Ia menjelaskan sebelumnya kali hanya dipenuhi oleh eceng gondok sedangkan sampah tak begitu banyak. Namun, kali ini sampah hingga memenuhi kali dan menghambat aliran. Muhtasor pun mengaku aroma tak sedap harus dihirup oleh dirinya dan keluarga setiap hari. Selain itu, dirinya mengaku jika kulit tersentuh air kali langsung terasa gatal-gatal dan seperti mengeras.
Warga lainnya, Fatria (50) mengatakan, sudah tidak kuat dengan bau busuk yang terus menganggu setiap saat. “Kali ini benar-benar bikin tidak enak. Tolonglah supaya bisa diangkut dengan alat berat, dulu airnya jernih,” kata Fatria.
Kepala Bidang Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Surahman mengatakan belum mendengar terkait persoalan tersebut. Namun, berdasarkan sejumlah kasus sampah yang kerap memenuhi kali di Kabupaten Bekasi, sumber sampah tak jauh dari masyarakat sekitar.
“Saya teruskan informasi ini dari bidang terkait,” kata dia.
Berdasarkan pantauan Republika, tumpukan sampah memenuhi seluruh badan Kali Pisang Batu hingga sepanjang kurang lebih satu kilometer. Sampah tersebut telah mengering dan mengeras seolah menjadi daratan yang menutupi seluruh aliran kali.