REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah sudah menyelesaikan untuk perbaikan sarana irigasi baik sekunder maupun primer dan mampu mengaliri hingga 3 juta hektare lahan pertanian warga.
"Rencana untuk 3 juta hektare dan ini sudah di dalam lima tahun ini. Ini (saluran Irigasi Lodoyo) salah satunya," kata Presiden saat berkunjung ke saluran irigasi tersebut di Dusun Krajan, Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (3/1).
Ia mengungkapkan banyak saluran irigasi yang sudah dibangun sejak lama dan memerlukan perbaikan. Di saluran irigasi Lodoyo Blitar tersebut sudah dibangun sejak 1982, sehingga memerlukan proses perbaikan dengan harapan air yang mengalir tidak hilang di tengah perjalanan.
Saluran air ini sangat bermanfaat untuk warga. Setidaknya air dari saluran ini bisa memenuhi kebutuhan irigasi hingga 12 ribu hektare lahan pertanian di Kabupaten Blitar.
Presiden Jokowi meninjau secara langsung lokasi saluran irigasi tersebut, sesaat setelah sampai di Blitar. Presiden melihat dengan pasti terkait dengan kondisi saluran irigasi termasuk memastikan kondisinya.
Selain itu, Presiden juga mengungkapkan pemerintah merencanakan membangun 65 waduk yang dalam proses pembangunan di seluruh Indonesia. Dengan pembangunan itu, diharapkan bisa menampung air yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk pertanian warga.
"65 waduk dalam proses pembangunan. Nanti selesai semua tentu saja air yang untuk sawah bisa disalurkan. Jadi semua yang belum, satu kali tanam bisa dua kali tanam, yang dua kali tanam bisa tiga kali tanam," kata dia.
Lebih lanjut, ia juga sudah meminta agar kementerian terkait melakukan normalisasi sungai sehingga tidak ada lagi daerah yang banjir. Dengan normalisasi itu, air bisa lebih dikelola dengan baik, sehingga bisa mendatangkan manfaat bukan bencana.
Presiden Jokowi mengadakan kunjungan kerja di Blitar. Presiden setelah dari saluran Irigasi Lodoyo Blitar, meninjau langsung lokasi proyek pengendalian banjir Kali Bogel di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Proyek itu dibangun dengan dana sekitar Rp 162,8 miliar dengan dana dari pusat dengan masa pelaksanaan 2017-2020. Saat ini proges secara fisik sudah sekitar 22,29 persen.
Kegiatan penanganan proyek itu akan dilakukan sepanjang 7,21 kilometer dengan manfaat pengendalian banjir hingga 500 hektare, yang meliputi Kelurahan Sutojayan, Kedungbunder, Pandanarum, Bacem dan Sumberejo.