REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keluarga korban mengiklhaskan satu anggota keluarganya tidak ditemukan tim SAR gabungan hingga masa tanggap darurat bencana ditutup. Tanggap darurat bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berakhir pada Ahad (6/1).
"Kami sudah ikhlas kakak saya Ruhesih (40) tidak bisa ditemukan tim SAR gabungan karena ini adalah bencana," kata adik korban, Yadi di lokasi bencana di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Ahad.
Menurutnya, pada kejadian tersebut lima anggota keluarganya menjadi korban meninggal dunia yakni ayah dan ibu, kakak, ipar dan keponakannya. Selain kakaknya, jasad anggota keluarga lainnya berhasil ditemukan dan sudah dimakamkan.
Dia masih belum bisa percaya bencana longsor yang terjadi di tanah kelahirannya merenggut nyawa keluarganya. Hingga saat ini, ia pun belum mengetahui apa rencana ke depan tetapi minta doa kepada siapapun agar keluarga yang menjadi korban tewas diberikan ketenangan.
"Saya dari keluarga tidak akan menuntut apapun, meskipun jenazah kakak saya tidak ditemukan dan harus terkubur selamanya di lokasi tanah longsor," tambahnya.
Danrem 061/Suryakencana Kolonel (Inf) Hasan mengatakan sebelum masa tanggap darurat bencana tanah longsor ini ditutup pihaknya melakukan rapat kecil dengan seluruh instansi terkait seperti Polri, Basarnas, BNPB, BPBD dan pemerintah desa. Hasilnya meskipun satu korban tidak berhasil ditemukan, pihak keluarga sudah mengiklaskan dan tidak menuntut untuk dilakukan pencarian lagi.
"Kami nyatakan pada Ahad (6/1) masa tanggap darurat bencana tanah longsor di Kampung Garehong ditutup dan untuk penanganan lebih lanjut diserahkan ke panitia lokal," katanya.