REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mencanangkan tes kesehatan dan tes penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) kepada para pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Bogor. Wali Kota Bogor Bima Arya menilai, cara itu merupakan langkah antisipatif agar para pejabat ASN dapat terpantau jasmaninya sehingga dapat memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat.
“Saya baca di Yogyakarta, ada banyak pejabat ASN mereka yang terkena HIV. Kita belum ada, karena memang belum pernah dicek. Jadi harus dicek, penting itu,” kata Bima, Senin (7/1) lalu.
Menurut dia, pengecekan kesehatan terhadap pejabat ASN harus segera dicanangkan dan terealisasi pada 2019 ini. Hal itu karena, kata dia, salah satu fokus Pemkot Bogor di tahun ini adalah meningkatkan kualitas kesehatan dan lingkungan hidup kepada masyarakat. Untuk itu kesehatan pejabat ASN selaku penggerak roda pemerintahan daerah juga harus terpantau.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Rubaeah menyatakan, tahun ini pihaknya akan membuat aplikasi pemantau kesehatan bagi pejabat ASN. Pihaknya mengusulkan kepada Wali Kota agar sisrem informasi cek kesehatan pegawai tersebut dinamai Si Cakep.
“Dengan aplikasi tersebut nantinya, ASN dapat memasukkan sendiri ke sistem data hasil pemeriksaan mereka. Seprti kadar gula, kolesterol, tekanan darah, serta lingkar perut melalui perangkat android mereka,” kata dia.
Rubaeah menegaskan, aplikasi sistem cek kesehatan itu nantinya bisa berlaku kepada seluruh ASN, bukan hanya pejabat ASN di lingkup Pemkot Bogor semata. Menurut dia, Pemkot Bogor memang rutin menggelar tes kesehatan bagi ASN sejak 2015 silam. Pada hasil pemeriksaan kesehatan Desember tahun lalu, kata dia, kondisi kesehatan pejabat ASN Kota Bogor sangat memprihatinkan.
Pemeriksaan kesehatan lewat metode cek urin itu, kata Rubaeah, menyatakan, dari 71 orang yang mengikuti tes hanya tujuh orang saja yang benar-benar terpantau sehat. Selain itu, hasil pemeriksaan kesehatan tersebut juga menyatakan, beberapa ASN memiliki faktor resiko penyakit tidak menular dengan 19 orang perokok aktif, 40 orang obesitas, 14 orang terkena hipertensi, 24 orang memiliki kolesterol tinggi, dan 4 orang menderita diabetes.
“Selain itu, kemarin juga ada ASN yang sudah pensiun terkena HIV. Untuk itu nanti, tahun ini, kita akan adakan juga tes kesehatan HIV. Kita akan siapkan sarana prasarananya, lalu tenaga medisnya, dan anggarannya,” kata dia.
Menurut dia, penyakit HIV merupakan penyakit menular yang angka sebarannya terus meningkat. Rubaeah menilai, di Kota Bogor angka kenaikan penyebaran HIV terpantau sejak Juli tahun lalu berjumlah 4.400 orang. Jumlah tersebut, kata dia, terpantau tak kunjung turun. Selain HIV, penyakit Tuberculosis (TBC) juga merupakan jenis penyakit menular yang angka penyebarannya meningkat.