REPUBLIKA.CO.ID, Ilham Dwiguna Pangestu (19 tahun), warga Kampung Babakan Desa RT 03 RW 14, Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung terbaring tak berdaya di rumahnya. Tulang-tulang tubuhnya terlihat jelas sebab kondisi berat badan yang hanya 19 kilogram.
Saat berumur satu tahun, ia mengalami demam panas dan kejang-kejang. Sejak itu, Ilham sering sakit-sakitan dan kondisi kesehatannya semakin menurun. Pertumbuhan badannya pun terhambat dan terlihat kaku.
Heni Merinda, ibunya mengungkapkan, anaknya memiliki pendengaran yang baik serta kondisi mata yang normal. Namun begitu, dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Tiap membutuhkan sesuatu, anaknya selalu merengek atau menangis tanda menginginkan sesuatu kepadanya.
"Sakit panas dan kejang-kejangnya terus terjadi sampai mau berumur 20 tahun," ujarnya, Selasa (8/1).
Heni mengungkapkan, dengan keterbatasan biaya, dia sempat membawa anaknya ke dokter untuk diperiksa. Namun, kendala biaya menyebabkan pengobatan anaknya dilakukan tidak secara maksimal. Saat ini saja, pengobatan yang dilakukan seadanya dan lebih banyak ke pengobatan alternatif.
"Kata dokter, katanya ada kerusakan pembuluh darah di otak juga kurang gizi. Saya akui makanannya nggak memenuhi kecukupan gizi," katanya. Dirinya bercerita ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, namun dia mengaku tidak mampu memberi susu.
Heni mengatakan, sehari-hari anaknya hanya berbaring ditempat tidur dan mengisinya dengan menonton televisi. Tiap ingin makan dan minum serta buang air, selalu dibantunya. Namun, Ilham akhir-akhir ini sering menangis dan marah karena televisi yang berada di rumah rusak.
"Sekali-kali saya ajak jalan-jalan sambil berjemur pagi hari pakai kursi roda," katanya. Ia bercerita, saat ini, suaminya Dedi bekerja sebagai buruh bangunan di Cianjur dengan penghasilan tidak tetap.
Dengan penghasilan yang tidak pasti dan harus membiayai empat orang anak lainnya serta membayar kontrakan, dirinya menuturkan tidak bisa menyimpan biaya untuk mengobati anaknya tersebut.
Heni mengatakan, kursi roda yang digunakan Ilham diberikan dari pihak desa tiga bulan lalu. Pemberian itu disalurkan setelah dirinya memohon bantuan ke Desa Pamekaran. Di luar itu, dia mengaku, tidak pernah memperoleh bantuan dari pemerintah.
Saat ini yang dibutuhkan anaknya yaitu nutrisi untuk tambahan makanan dan biaya untuk pengobatan rutin. Dirinya mengaku, meski sudah ada program BPJS, namun dia belum mendaftarkan diri karena tidak mempunyai dana untuk membayarnya.
"Saya berharap ada yang mau membantu dan ada bantuan dari pemerintah," ungkapnya.
Kepala Seksi Pelayanan Desa Pamekaran Yani Rosdiani mengatakan, pihak desa berupaya membantu salah satunya dengan memberikan kursi roda kepada Dinas Sosial Kabupaten Bandung. Termasuk mengupayakan pembuatan akta kelahiran untuk Ilham.
Pihaknya sempat akan mengusahakan membuat BPJS kesehatan untuk Ilham. Namun, hal tersebut tidak bisa dilakukan sebab kedua orang tua ilham dan anaknya yang lain sudah mengikuti program BPJS Kesehatan dari perusahaan ayahnya bekerja.
Dia mengungkapkan, pihak desa baru satu tahun terakhir mengetahui kondisi Ilham. Sebab, orangtuanya yang terkesan menutup diri dengan kondisi anaknya tersebut. Namun perlahan, orang tua Ilham mulai terbuka dan mau menerima bantuan dari pihak desa.